Sukses

Reaksi Pemimpin Dunia Usai Joe Biden Mundur Capres Pemilu AS 2024

Joe Biden memutuskan untuk mundur dalam pencalonannya menuju pemilu AS 2024.

Liputan6.com, Jakarta Para pemimpin dari seluruh dunia menanggapi keputusan Joe Biden untuk mundur dalam pencalonannya kembali di pemilu AS 2024.

Dilansir The Guardian, Senin (22/7/2024), sekutu Amerika Serikat (AS) sebagian besar memuji kerja Biden selama puluhan tahun bertugas di pemerintahan dan membahas soal Biden sebagai mitra dalam keamanan internasional, tanpa membahas ketegangan perdebatan politik yang masih berlangsung di AS.

"Presiden @JoeBiden yang terhormat, Anda telah mengambil banyak keputusan sulit untuk Polandia, Amerika, dan dunia yang lebih aman, dan demokrasi yang lebih kuat. Saya tahu Anda didorong oleh motivasi yang sama ketika mengumumkan keputusan akhir Anda. Mungkin yang tersulit dalam hidupmu," tulis Perdana Menteri Polandia Donald Tusk di X.

Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan bahwa dia "menghormati" keputusan Biden dan menyebut kariernya "luar biasa".

"Saya menghormati keputusan Presiden Biden dan saya menantikan kita bekerja sama selama sisa masa kepresidenannya," kata Starmer dalam sebuah pernyataan.

"Saya tahu, seperti yang telah dilakukannya sepanjang kariernya yang luar biasa, dia akan mengambil keputusan berdasarkan apa yang dia yakini terbaik bagi rakyat Amerika."

 5

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tanggapan Presiden Ukraina hingga Pejabat Israel

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, yang bertemu dengan Biden pada KTT NATO pekan lalu ketika negara itu menjalani tahun ketiga perang dengan Rusia, mengatakan bahwa Ukraina "berterima kasih kepada Presiden Biden atas dukungannya yang tak tergoyahkan terhadap perjuangan Ukraina untuk kebebasan, yang juga dukungan bipartisan yang kuat di Amerika Serikat, telah dan terus menjadi hal yang penting."

Pejabat terkemuka Israel juga turut menyambut positif keputusan Biden.

Mantan perdana menteri Israel Naftali Bennett menyebut Biden sebagai "teman sejati" Israel.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant juga berterima kasih kepada Biden atas "dukungannya yang tak tergoyahkan terhadap Israel selama bertahun-tahun.

"Dukungan teguh Anda, terutama selama perang, sangatlah berharga. Kami berterima kasih atas kepemimpinan dan persahabatan Anda," tulisnya di X.

"Presiden Biden adalah teman sejati Israel yang mendukung kita di saat-saat tersulit kita. Selama masa jabatan saya sebagai perdana menteri, saya menyaksikan dukungannya yang tak tergoyahkan terhadap Negara Israel. Terimakasih untuk semuanya," lanjut pernyataan dia.

3 dari 4 halaman

Kritik dari Musuh AS

Musuh-musuh AS mengkritik rekam jejak Biden dan menuduhnya sebagai dalang di balik meningkatnya ketegangan di seluruh dunia.

"Biden telah menimbulkan masalah di seluruh dunia dan di negaranya sendiri, Amerika Serikat. Karena dia melihat bahwa dia tidak akan terpilih, dia mundur tanpa menunggu pemilu," kata pemimpin Duma negara bagian Rusia Vyacheslav Volodin, sekutu Vladimir Putin, kepada wartawan pada hari Minggu.

"Biden harus bertanggung jawab atas perang yang terjadi di Ukraina, atas kehancuran perekonomian negara-negara Eropa, dan atas kebijakan sanksi terhadap Rusia dan negara-negara lain," kata Volodin.

Sementara Wakil Ketua Dewan Federasi Rusia Konstantin Kosyachov mengatakan, "Orang-orang Amerika terbagi dalam posisi mereka yang mendukung atau menentang Trump. Saya yakin, siapa pun yang memimpin kampanye Partai Demokrat setelah Biden mundur, perpecahan ini akan tetap ada. Dan semuanya akan tergantung pada bagaimana Partai Republik mengatur dan menyelesaikan kampanye ini."

4 dari 4 halaman

Pilih Bersikap Netral

Sementara itu, pemimpin negara lainnya memilih untuk bersikap netral dalam masa pemilu mendatang.

"Tidak diragukan lagi ini adalah keputusan seorang negarawan yang telah mengabdi pada negaranya selama beberapa dekade," tulis Perdana Menteri Ceko Petr Fiala.

"Ini adalah langkah yang bertanggung jawab dan sulit secara pribadi, namun ini jauh lebih berharga. Saya berharap Amerika Serikat dapat menjadi presiden yang baik melalui persaingan demokratis antara dua kandidat yang kuat dan setara."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini