Sukses

Kepala Secret Service Akui Gagal Melindungi Donald Trump dari Upaya Pembunuhan

Kepala Secret Service Amerika Serikat Kimberly Cheatle diprotes selama berjam-jam oleh anggota Partai Republik dan Demokrat, lantaran gagal melindungi Donald Trump.

Liputan6.com, Washington D.C - Kepala Secret Service Amerika Serikat Kimberly Cheatle mengatakan bahwa lembaganya gagal dalam misi untuk melindungi mantan Presiden Donald Trump.

Cheatle mendapat protes selama berjam-jam dari anggota Partai Republik dan Demokrat. Ia berulang kali membuat marah anggota parlemen dengan menghindari pertanyaan tentang penyelidikan selama sidang pertama atas upaya pembunuhan pada tanggal 13 Juli 2024.

Cheatle menyebut upaya pembunuhan terhadap Donald Trump sebagai "kegagalan operasional paling signifikan" Dinas Rahasia atau Secret Service dalam beberapa dekade, dikutip dari laman Japan Today, Selasa (23/7/2024).

Ia kemudian berjanji untuk mencari tahu apa yang salah dan memastikan tidak ada yang terulang.

"Misi serius Dinas Rahasia adalah untuk melindungi para pemimpin negara kita. Pada tanggal 13 Juli, kita gagal," katanya kepada anggota parlemen di Komite Pengawasan dan Akuntabilitas DPR.

Cheatle mengakui bahwa Secret Service diberi tahu tentang orang yang mencurigakan dua hingga lima kali sebelum penembakan di rapat umum Butler, Pennsylvania.

Dia juga mengungkapkan bahwa atap tempat Thomas Matthew Crooks melepaskan tembakan telah diidentifikasi sebagai potensi kerentanan beberapa hari sebelum rapat umum.

Cheatle mengatakan, dia meminta maaf kepada Trump melalui panggilan telepon setelah upaya pembunuhan tersebut.

Cheatle mengatakan dia bertanggung jawab penuh atas kelalaian keamanan di acara tersebut. Ketika Anggota DPR dari Partai Republik Nancy Mace menyarankan Kimberly Cheatle untuk mulai menyusun surat pengunduran dirinya dari ruang sidang, Cheatle menjawab, "Tidak, terima kasih."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

2 Orang Tewas dalam Insiden Penembakan Donald Trump

Dua orang tewas dalam kampanye Donald Trump di Pennsylvania, termasuk pelaku yang melepaskan tembakan ke arah mantan presiden tersebut.

Dikutip dari laman ABC News, Minggu (14/7) Trump terlihat berlumuran darah di wajahnya, dan dievakuasi dari panggung ke tempat yang aman.

Associated Press melaporkan bahwa penembak tidak berada di dalam lokasi kampanye umum tersebut.

Reporter ABC Mark Willacy melaporkan sistem keamanan yang ada di lokasi acara.

"Saya tidak melihat senjata yang digunakan oleh pendukung dalam kampanye."

"Yang saya lihat hanya senjata yang dimiliki anggota kepolisian Amerika Serikat. Apa yang saya lihat saat di kampanye sangat ketat."

3 dari 3 halaman

Kematian Pelaku Dikonfirmasi Otoritas di Pennsylvania

Jaksa Wilayah Butler County Richard Goldinger mengonfirmasi bahwa penembak itu tewas, bersama satu orang yang hadir dalam kampanye.

Sementara, satu orang yang hadir dalam kampanye kondisinya serius.

Ia mengatakan, pada tahap ini, sedikit yang diketahui tentang penembak itu, kecuali bahwa penembak itu tidak berada di tempat kejadian.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.