Liputan6.com, Bangkok - Koi Pla, hidangan tradisional populer yang dikonsumsi di Thailand dan Laos dianggap paling bertanggung jawab atas kematian sekitar 20.000 orang setiap tahunnya.
Dianggap sebagai salad oleh masyarakat di wilayah Isaan, Koi Pla dibuat dari ikan mentah cincang, air jeruk lemon, bahan herbal, dan rempah-rempah, dikutip dari laman Oddity Central, Rabu (24/7/2024).
Baca Juga
Seperti yang mungkin sudah Anda duga, ikan adalah bahan yang bermasalah dalam hidangan ini. Pasalnya, ada parasit yang hidup di dalam ikan dan menjadi berbahaya.
Advertisement
Koi Pla paling dibuat dengan ikan air tawar mentah dari lembah Sungai Mekong yang sering kali dihinggapi cacing pipih parasit yang dikenal sebagai cacing pipih hidup.
Parasit ini telah lama diketahui menyebabkan salah satu jenis kanker paling agresif yang diketahui manusia, kolangiokarsinoma, atau kanker saluran empedu, yang menyebabkan kematian sekitar 20.000 orang di Thailand saja.
"Ini merupakan beban kesehatan yang sangat besar di sini," kata Narong Khuntikeo, seorang ahli bedah hati di Universitas Khon Kaen di Thailand, kepada Agence France-Presse pada tahun 2017.
"Namun, tidak ada yang tahu tentang ini karena mereka meninggal dengan tenang, seperti daun yang jatuh dari pohon."
Khuntikeo, yang kedua orang tuanya meninggal karena kanker saluran pencernaan setelah seumur hidup memakan Koi Pla, dan telah menghabiskan waktu bertahun-tahun menjelajahi pedesaan timur laut Thailand.
Ia juga memperingatkan orang-orang tentang bahaya mengonsumsi hidangan yang murah namun berbahaya tersebut.
Sayangnya, hidangan ikan tradisional ini sangat populer di wilayah Isaan di Thailand sehingga membuat orang-orang sangat sulit untuk berhenti memakannya.
Â
Masih Banyak Orang yang Mengonsumsinya
Sebagian orang hanya akan berkata hal-hal seperti "Yah, ada banyak cara untuk mati," sementara yang lain mengklaim bahwa memasak ikan sebelum menambahkannya ke dalam hidangan benar-benar merusak rasanya.
Generasi tua yang tumbuh besar dengan Koi Pla jauh lebih enggan untuk meninggalkannya. Tetapi dokter seperti Narong Khuntikeo berharap bahwa setidaknya generasi muda akan menyadari bahaya yang mereka hadapi dengan memakannya.
Konon, satu suapan Koi Pla secara teknis cukup untuk menyebabkan kanker saluran empedu.
Dikenal sebagai "pembunuh diam-diam", penyakit ini memiliki salah satu tingkat kesembuhan terendah tanpa operasi. Isaan, provinsi terbesar di Thailand, memiliki kasus kanker saluran empedu tertinggi yang dilaporkan di dunia sebagai akibat dari popularitas Koi Pla.
Dr. Khuntikeo melakukan pengujian ekstensif di antara penduduk desa di provinsi Isaan, Thailand, dan menemukan bahwa hingga 80% dari mereka telah menelan cacing hidup, dan meskipun tidak semua dari mereka menderita kanker saluran empedu, risiko mengembangkan kondisi mematikan tersebut di kemudian hari cukup tinggi.
Advertisement