Sukses

Tornado Api Semakin Sering Karena Perubahan Iklim, Begini Faktanya

Tornado api dapat menjangkau ketinggian ratusan meter. Angin akan berputar dengan kecepatan sangat tinggi, membawa debu, puing-puing, dan bahkan api di dalamnya.

Liputan6.com, Jakarta - Tornado api (fire whirl) yang dikenal sebagai pusaran api atau badai api adalah fenomena alam yang langka namun berbahaya. Tornado api ini merupakan pusaran angin kencang yang berisi api dan asap, menyerupai tornado pada umumnya.

Melansir laman Missoula Fire Lab pada Rabu (24/07/2024), tornado api terbentuk ketika udara panas dan kering naik dengan cepat dari permukaan yang terbakar, seperti kebakaran hutan atau pemukiman. Udara panas ini kemudian berputar karena angin di sekitarnya yang berbeda-beda, menciptakan pusaran atau vortex.

Tornado api dapat menjangkau ketinggian ratusan meter. Angin akan berputar dengan kecepatan sangat tinggi, membawa debu, puing-puing, dan bahkan api di dalamnya.

Semua pakar geologi menyebut tornado api sebagai fenomena alam yang sangat langka. Dikutip dari laman PR pada Rabu (24/07/2024), disebutkan bahwa tidak ada data jelas terkait berapa jumlah kasus kemunculan tornado api selama ini.

Di Amerika, terdapat saksi mata yang mengatakan menyaksikan tornado api di California utara pada akhir Juni 2023. Setelah dicari lebih lanjut terkait kasus-kasus kemunculan tornado api, diketahui pada abad 19 sempat tercatat keberadaan fenomena alam tersebut.

Disebutkan NPR, tornado api muncul dan menghancurkan Chicago serta Wisconsin pada 1871. Dari catatan sejarah, badan meteorologis Amerika percaya tornado api memang jarang muncul, tetapi ada.

Salah satu yang paling bisa dilihat dari pola kemunculan tornado api adalah tempat kemunculannya. Fenomena langka ini kerap terjadi saat ada kebakaran hutan.

Salah satu contohnya, terjadi di California pada 2023, tornado api muncul saat kebakaran Tennant Fire di Klamath National Forest. Di Oregon kebakaran bernama Bootleg Fire tak hanya memicu fenomena alam macam kemunculan petir, tetapi juga menghadirkan tornado api.

Lewat berbagai pola ini, para peneliti menyimpulkan ada kaitan sangat kuat antara tornado api dengan kebakaran hutan.

Ternyata perubahan iklim memicu fenomena tornado api lebih sering muncul. Perubahan iklim menyebabkan peningkatan suhu global, yang mengakibatkan kekeringan yang lebih sering dan parah.

Kekeringan ini membuat vegetasi menjadi lebih mudah terbakar, sehingga meningkatkan risiko kebakaran hutan yang besar. Perubahan iklim juga menyebabkan kondisi atmosfer yang lebih labil.

Hal ini berarti perbedaan suhu dan tekanan udara di atmosfer menjadi lebih ekstrem. Kondisi ini memudahkan terbentuknya badai petir yang kuat, yang merupakan faktor penting dalam pembentukan tornado api.

(Tifani)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.