Sukses

Prancis Berkomitmen Jaga Kawasan Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka

Brigadir Jenderal (Angkatan Udara Prancis) sekaligus Komandan Misi Pegasus24 Guillaume Thomas membagikan pandangannya terkait Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

Liputan6.com, Jakarta - Prancis berkomitmen untuk menjadikan Indo-Pasifik sebagai kawasan yang bebas dan terbuka dengan terlibat dalam upaya menjaga keamanan serta kebebasan navigasi.

Hal ini disampaikan oleh Brigadir Jenderal (Angkatan Udara Prancis) sekaligus Komandan Misi Pegasus 2024 Guillaume Thomas saat menyampaikan pernyataan pers di Halim Perdanakusuma pada Rabu (24/7/2024).

"Kami berkomitmen penuh untuk menjaga keamanan dan juga kebebasan navigasi," kata Guillaume Thomas.

"Menurut saya, kami punya pandangan yang mendalam terkait hukum internasional. Untuk lebih jelasnya, yang ingin saya katakan adalah bahwa kami sepenuhnya berkomitmen pada keamanan wilayah tersebut (Indo-Pasifik)."

Di sisi lain, Jenderal Guillaume Thomas juga menyebut bahwa ada sejumlah tantangan yang dihadapi salah satunya adalah kehadiran China.

"Kami menyadari masalah keamanan di area tersebut karena Prancis adalah bagian dari Indo-Pasifik. Kami berkomitmen penuh untuk menjaga keamanan dan juga kebebasan navigasi."

"Dan saya berasumsi bahwa Prancis berbagi pandangan ini dengan mitra strategis seperti Indonesia."

Jenderal Guillaume Thomas menyebut, bersama dengan negara sahabat, Prancis menentang perbuatan yang tak saling menghormati.

"Misalnya, menggangu kebebasan navigasi atau hukum internasional, dan kami sangat terikat pada penghormatan terhadap hukum internasional"

"Sekali lagi, Prancis terikat pada risiko hukum internasional dan sangat fokus pada wilayah Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka."

2 dari 3 halaman

Misi Pegasus 2024

Brigadir Jenderal (Angkatan Udara Prancis) sekaligus Komandan Misi Pegasus 2024 Guillaume Thomas datang ke Indonesia dalam Misi Prancis ini membawa pesawat A-400 M, Rafale dan MRTT.

Pesawat-pesawat ini menunjukkan kemampuan Prancis ntuk dengan cepat mengerahkan dan bertindak di seluruh dunia dalam spektrum dampak yang luas (mulai dari intensitas tinggi hingga dukungan kemanusiaan) dengan mengandalkan jaringan kekuatan kedaulatan bersama sekutu dan mitra.

Misi Pegase 24 ini mencakup tiga segmen, yaitu Pacific Skies (27 Juni - 15 Agustus 2024), kemudian GRIFFIN STRIKE (6-10 Juli 2024) dan kemudian NATIONAL RETURN PHASE pada 23 Juli hingga 9 Agustus.

Misi skala besar ini dinilai sebagai kesempatan bagi publik Prancis, terlebih wilayah mereka yang ada di kawasan Samudera Pasifik dan Hindia, untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam respons cepat untuk mendukung mereka. Misi Pegase 2024 ini juga menjadi pesan kuat yang menunjukkan tekad mereka dalam melindungi kawasan Indo-Pasifik ini.

3 dari 3 halaman

Misi Pegasus 2024 Prancis Kembali Hadir ke Indonesia

Misi Pegasus Prancis kembali mampir ke Indonesia. Misi ini membawa tujuan memperkuat kerja sama pertahanan Prancis dengan negara-negara mitra di kawasan Indo-Pasifik.

Komandan Misi Pegasus 2024, Brigadir Jenderal Guillaume Thomas mengatakan, Indonesia dan Prancis meskipun berjauhan dalam hal jarak, namun memiliki kedekatan dan kesamaan karena merupakan negara Indo-Pasifik.

Ia mengungkapkan tujuan misi ini untuk mengembangkan kemitraan operasional, kepercayaan dan kerja sama, serta memperluas jaringan kemitraan dengan negara-negara seperti Indonesia.

"Tentu saja, pertama, misi ini untuk melindungi populasi kita di luar negeri, kepentingan kami (Prancis) di kawasan ini dan mendukung kekuatan kedaulatan kita," kata Thomas, di Apron Selatan Halim Perdanakusumah.

Tujuan kedua, katanya, untuk mengkonsolidasikan kemitraan dan memperkuat kerja sama militer dengan mitra dan sekutu Prancis.

"Dan lebih khusus lagi, dengan Indonesia. Tujuan kami adalah memperkuat ketersediaan (kendaraan militer) dan kerja sama kami, serta memberikan dukungan kepada Indonesia," tegasnya.

Misi Prancis ini membawa pesawat A-400 M, Rafale dan MRTT. Pesawat-pesawat ini menunjukkan kemampuan Prancis ntuk dengan cepat mengerahkan dan bertindak di seluruh dunia dalam spektrum dampak yang luas (mulai dari intensitas tinggi hingga dukungan kemanusiaan) dengan mengandalkan jaringan kekuatan kedaulatan bersama sekutu dan mitra.