Sukses

Putin Menjamu Presiden Suriah di Kremlin, Bahas Apa?

Kremlin mengatakan pertemuan Putin dan Assad berlangsung pada hari Rabu (24/7).

Liputan6.com, Moskow - Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan Presiden Suriah Bashar al- Assad di Kremlin. Laporan tersebut didistribusikan oleh layanan pers Kremlin pada hari Kamis (25/7/2024).

Dalam pertemuan keduanya, Putin disebut menyinggung soal meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, namun tidak ada pemimpin yang memberikan rincian lebih lanjut tentang pembicaraan mereka.

Rusia telah melancarkan kampanye militer di Suriah sejak September 2015, bekerja sama dengan Iran untuk memungkinkan pemerintah Assad memerangi kelompok oposisi bersenjata dan merebut kembali kendali atas sebagian besar negara tersebut. Meski Rusia sekarang memusatkan sebagian besar sumber daya militernya di Ukraina, Rusia telah mempertahankan pijakan militernya di Suriah dan menempatkan pasukan di pangkalannya di sana.

"Saya sangat tertarik dengan pendapat Anda tentang bagaimana situasi di kawasan tersebut secara keseluruhan berkembang," kata Putin kepada Assad seperti dilansir kantor berita AP, Jumat (26/7).

"Sayangnya, ada kecenderungan ke arah eskalasi, kita dapat melihatnya. Ini juga berlaku langsung di Suriah."

Putin dan Assad terakhir kali bertemu pada Maret 2023 di Kremlin saat peringatan 12 tahun pemberontakan yang berubah menjadi perang saudara Suriah. Pada pertemuan itu, Putin menekankan peran militer Rusia dalam menstabilkan negara tersebut.

"Mengingat semua peristiwa yang terjadi di seluruh dunia dan di kawasan Eurasia saat ini, pertemuan kita hari ini tampaknya sangat penting," kata Assad kepada Putin melalui penerjemah Rusia.

 

2 dari 2 halaman

Suriah-Turki Berdamai?

Kremlin tidak memberikan perincian tentang pembicaraan Putin dan Assad, namun satu pokok bahasan potensial adalah seputar Suriah dan Turki yang memulihkan hubungan diplomatik.

Rusia adalah salah satu pendukung terkuat pemerintahan Assad, namun juga memiliki hubungan dekat dengan Turki dan telah mendorong agar hubungan Turki-Suriah dimulai kembali.

Turki dan Suriah memutuskan hubungan mereka pada tahun 2011 ketika protes antipemerintah dan tindakan keras brutal oleh pasukan keamanan di Suriah berubah menjadi perang saudara yang masih berlangsung. Turki mendukung kelompok pemberontak Suriah yang berusaha menggulingkan Assad dan masih mempertahankan pasukan di wilayah barat laut yang dikuasai oposisi, yang membuat Damaskus marah.

Pada Desember 2022, menteri pertahanan Turki, Suriah, dan Rusia mengadakan pembicaraan di Moskow. Itu merupakan pertemuan tingkat menteri pertama antara Turki dan Suriah sejak 2011.

Rusia juga menjadi penengah pertemuan antara pejabat Suriah dan Turki tahun lalu.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Assad baru-baru ini mengisyaratkan bahwa mereka tertarik untuk memulihkan hubungan diplomatik.

Minggu lalu, sebuah surat kabar Turki melaporkan bahwa Erdogan akan bertemu dengan Assad di Moskow pada Agustus, namun pejabat Turki membantah laporan tersebut, dengan mengatakan bahwa laporan itu tidak mencerminkan kebenaran.

Awal bulan ini, Erdogan mengatakan bahwa dia telah meminta Assad untuk mengunjungi Turki atau bertemu di negara ketiga.

Berbicara kepada wartawan pada tanggal 15 Juli, Assad mengatakan bahwa agar hubungan kembali normal, Turki harus menarik pasukannya dari Suriah utara dan berhenti mendukung kelompok pemberontak yang digambarkan Damaskus sebagai "teroris."