Liputan6.com, Vientiane - Menteri Luar Negeri RI (Menlu RI) Retno Marsudi mengajak Selandia Baru untuk menjadi penghubung ASEAN dengan Pasifik, seraya memperkuat kemitraan keduanya.
Hal tersebut diungkapkan Menlu Retno dalam pertemuan ASEAN – New Zealand Post Ministerial Meeting di Vientiane, Laos (26/7/2024).
Baca Juga
"Tahun depan, kemitraan ASEAN dan Selandia Baru akan genap berusia 50 tahun. Momentum baik ini perlu kita manfaatkan untuk memajukan hubungan kita," ucap Menlu Retno, seperti dikutip dari pernyataan pers, Jumat (26/7/2024).
Advertisement
Ia menekankan dua hal yang dapat mengeratkan kemitraan antara ASEAN dan Selandia Baru:
Pertama, menjalin kerja sama konkret antara ASEAN dan kawasan Pasifik.
"Selandia Baru penting bagi ASEAN, khususnya untuk terus mendukung ASEAN dalam menjalin hubungan dengan kawasan Pasifik," tutur Menlu Retno.
Indonesia mengusulkan pembentukan rencana aksi untuk kerja sama di bidang ekonomi biru, termasuk untuk perikanan dan budi daya ikan, konservasi laut dan bio-diversity. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan kerja sama dengan Sekretariat Pacific Island Forum (PIF).
Kontribusi bagi Perdamaian Kawasan
Kedua, berkontribusi bagi perdamaian dan stabilitas kawasan, salah satunya lewat kerja sama antar dua kawasan bebas senjata nuklir.
ASEAN memiliki Traktat Kawasan Asia Tenggara Bebas Senjata Nuklir (SEANWFZ), sementara Selandia Baru merupakan pihak dari Zona Bebas Nuklir Pasifik Selatan (the South Pacific Nuclear Free Zone).
Indonesia, kata Menlu Retno, mengusulkan pembentukan kerja sama antar dua kawasan bebas senjata nuklir, salah satunya melalui dialog dan berbagi pengalaman dalam menjalankan kedua traktat tersebut.
Selain itu, Indonesia juga menyambut baik pemberlakukan Upgraded ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area (Upgraded AANZFTA).
Advertisement