Sukses

Olimpiade Paris 2024: IOC Minta Maaf Salah Sebut Delegasi Korea Selatan Sebagai Korea Utara

Meski IOC sudah melayangkan permohonan maaf, namun Korea Selatan menyikapinya dengan sejumlah respons.

Liputan6.com, Paris - Komite Olimpiade Internasional (IOC) meminta maaf pada hari Sabtu (27/7/2024) atas kesalahan dalam upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024, di mana atlet Korea Selatan secara keliru diperkenalkan sebagai warga Korea Utara.

Saat delegasi Korea Selatan berlayar menyusuri Sungai Seine di ibu kota Prancis, mereka diperkenalkan dengan nama resmi Korea Utara: "Republique populaire democratique de Coree" dalam bahasa Prancis, lalu "Republik Rakyat Demokratik Korea" dalam bahasa Inggris. Demikian seperti dilansir CNA.

Padahal Korea Selatan secara resmi dikenal sebagai Republik Korea.

"Kami sangat meminta maaf atas kesalahan yang terjadi saat memperkenalkan tim Korea Selatan selama siaran upacara pembukaan," kata IOC dalam unggahannya di platform X.

Kesalahan tersebut memicu reaksi tidak senang di Korea Selatan, yang secara teknis masih berperang dengan Korea Utara.

Kementerian olahraga Korea Selatan menyatakan penyesalannya atas pengumuman keliru tersebut.

Wakil Menteri Olahraga Kedua Jang Mi-ran, yang merupakan juara angkat besi Olimpiade 2008, telah meminta pertemuan dengan Presiden IOC Thomas Bach untuk membahas isu ini.

"Kementerian olahraga juga meminta kementerian luar negeri untuk menyampaikan protes keras kepada pihak Prancis atas masalah tersebut," sebut pernyataan Kementerian Olahraga Korea Selatan.

Lebih lanjut, Kementerian Olahraga Korea Selatan menyatakan pihak Komite Olimpiade Nasional Korea Selatan berencana bertemu dengan Komite Penyelenggara Olimpiade Paris dan IOC untuk menyuarakan protes mereka, meminta tindakan untuk mencegah terulangnya kejadian tersebut, dan mengirimkan surat protes resmi atas nama kepala delegasinya.

2 dari 2 halaman

Ketegangan di Semenanjung Korea

Sementara itu, Korea Utara diperkenalkan dengan benar, yakni sesuai nama resmi negara tersebut.

Ini adalah pertama kalinya Korea Utara berkompetisi dalam pertandingan tersebut sejak Olimpiade Rio 2016. Negara itu melewatkan Olimpiade Tokyo, dengan alasan kekhawatiran tentang pandemi COVID-19.

Hubungan antara kedua Korea saat ini berada pada salah satu titik terendah dalam beberapa tahun terakhir, di mana perang propaganda terus berlangsung.

Korea Utara menerbangkan balon-balon berisi sampah ke Korea Selatan dalam jumlah banyak selama beberapa waktu belakangan. Balon-balon tersebut merupakan bagian dari kampanye propaganda yang sedang berlangsung oleh Korea Utara terhadap para pembelot Pyongyang dan aktivis di Korea Selatan, yang secara teratur mengirimkan balon-balon yang membawa barang-barang seperti selebaran anti-Korea Utara, obat-obatan, uang, dan USB yang berisi video dan drama K-pop.

Sebagai tanggapan, militer Korea Selatan menyiarkan pesan-pesan anti-rezim Korea Utara melalui pengeras suara di perbatasan dan baru-baru ini melanjutkan latihan tembak-menembak di pulau-pulau perbatasan dan dekat zona demiliterisasi yang membelah Semenanjung Korea.

Video Terkini