Sukses

AS Klaim Tak Terlibat dalam Pembunuhan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh

Amerika Serikat menyebut pihaknya tidak terlibat dalam pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh.

Liputan6.com, Singapura - Amerika Serikat menyebut pihaknya tidak mengetahui ataupun terlibat dalam pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Rabu (31/7/2024).

"Sangat sulit untuk berspekulasi, dan selama bertahun-tahun saya telah belajar untuk tidak pernah berspekulasi tentang dampak satu peristiwa terhadap hal lain," kata Antony Blinken saat melakukan kunjungan di Singapura.

Sebaliknya, ia menekankan pentingnya mencapai gencatan senjata untuk mengakhiri perang selama sembilan bulan, dengan mengatakan: "Kami akan terus berupaya keras untuk mencapainya."

Ia juga mencatat: "Sangat penting untuk membantu mengakhiri penderitaan warga Palestina di Gaza. Sangat penting untuk memulangkan para sandera, termasuk sejumlah warga Amerika Serikat."

"Sangat penting untuk berharap agar segala sesuatunya berjalan dengan lebih baik demi perdamaian dan keamanan yang lebih langgeng. Jadi fokus itu tetap ada dan sekali lagi, berspekulasi tentang dampak dari satu peristiwa, menurut pengetahuan saya, bukanlah hal yang bijaksana untuk dilakukan."

Blinken mengatakan pentingnya gencatan senjata tetap menjadi cara terbaik untuk meredakan ketegangan di Timur Tengah, dikutip dari Channel News Asia, Kamis (1/8).

"Salah satu hal yang menjadi fokus kami adalah mencoba memastikan bahwa konflik yang muncul di Gaza tidak menyebar, tidak menyebar ke tempat lain, tidak meningkat, dan kami akan terus melakukannya," tambahnya.

"Sekarang sekali lagi, cara terbaik untuk menurunkan suhu di mana-mana dan menempatkan kita di jalur yang lebih baik adalah melalui gencatan senjata di Gaza."

2 dari 3 halaman

Blinken ke Singapura Bahas Kebijakan Indo-Pasifik

Blinken tiba di Singapura pada Selasa kemarin sebagai bagian dari perjalanannya yang ke-18 ke kawasan Indo-Pasifik.

"Apa yang kami lihat secara menyeluruh adalah sesuatu yang Presiden (AS) Joe Biden bertekad untuk lakukan sejak hari pertama. Dan itu adalah untuk menyegarkan kembali, bahkan menata ulang, tetapi untuk memulai dengan menyegarkan kembali aliansi inti dan kemitraan inti kami," katanya kepada CNA.

"Bahkan dengan semua hal lain yang terjadi di belahan dunia lain, fokus kami ada di sini, karena kami melihat masa depan kami, sebagai negara Indo-Pasifik sendiri, sangat erat kaitannya dengan kawasan ini."

 

3 dari 3 halaman

Komitmen AS untuk Indo Pasifik

Baik Presiden Joe Biden maupun Wakil Presiden Kamala Harris, calon presiden dari Partai Demokrat dalam pemilihan umum 5 November, melihat masa depan negara di Indo Pasifik, kata Blinken.

"Jika berbicara tentang Indo Pasifik, bagi kami, itu bukan hanya masa kini, tetapi juga masa depan," katanya.

"Itu tercermin dalam apa yang kami lakukan sekarang dengan keterlibatan yang intens dan berkelanjutan selama tiga setengah tahun terakhir. Dan saya yakin bahwa itu akan menjadi pendekatan yang diambil di masa mendatang juga."