Sukses

5 Fakta Menarik Triton, Punya Gunung Es

Pemberian nama baru dilakukan ketika satelit lainnya, Nereid, ditemukan. "Triton" diambil dari nama anak Poseidon, dewa dalam mitologi Yunani.

Liputan6.com, Jakarta - Triton merupakan salah satu dari 14 satelit alami Planet Neptunus. Triton juga menjadi satelit yang berukuran cukup besar diantara yang lainnya.

Menariknya, satelit ini ditemukan hanya 17 hari setelah para ilmuwan menemukan planet Neptunus pada 10 Oktober 1846. Saat itu, satelit ini belum diberi nama dan hanya disebut sebagai "bulannya planet Neptunus".

Pemberian nama baru dilakukan ketika satelit lainnya, Nereid, ditemukan. "Triton" diambil dari nama anak Poseidon, dewa dalam mitologi Yunani.

Berikut fakta-fakta menarik Triton satelit terbesar Neptunus.

1. Memiliki Jalur Orbit Berbede

Umumnya, satelit alami sebuah planet akan berotasi searah dengan rotasi planetnya. Hal ini juga berlaku meski satelit alami memiliki ukuran yang besar.

Namun, dikutip dari laman NASA pada Kamis (01/08/2024), Triton menjadi satu-satunya satelit yang memiliki arah orbit berbeda atau retrograde orbit. Bulan Neptunus ini memiliki arah orbit berlawanan arah dengan planetnya.

Arah orbit Triton yang tidak biasa ini menimbulkan keraguan di antara para astronom. Mereka mencurigai bahwa satelit ini merupakan benda luar dari sabuk Kuiper yang tidak sengaja terseret masuk ke dalam gravitasi Neptunus.

Keraguan tersebut juga muncul karena ukuran Triton yang jauh lebih besar dibanding satelit Neptunus lainnya.

 

2 dari 3 halaman

Kepadatan yang Tidak Biasa

2. Kepadatan yang Tidak Biasa

Selain arah orbit yang tidak biasa, Triton juga memiliki kepadatan yang tidak biasa pula.

Bulan Neptunus ini terbentuk dari kerak nitrogen yang menutupi mantel es. Inti Triton diyakini terdiri dari bebatuan dan logam.

Kepadatan satelit ini pun sekitar dua kali lebih tinggi daripada air. Ternyata, karakteristik ini juga berada di atas rata-rata hampir semua satelit planet luar yang pernah diukur.

Hal ini menunjukkan bahwa inti Triton mengandung lebih banyak bebatuan. Selain ukuran yang besar dan kepadatan yang tinggi, massanya ternyata juga cukup besar. A

Bahwa satelit ini berkontribusi 99,7 persen terhadap total massa sistem satelit Neptunus. Tak heran jika Triton menjadi menjadi satelit terbesar ketujuh dan benda langit terbesar ke-16 dalam tata surya.

3. Memiliki Aktivitas Vulkanik

Triton merupakan salah satu satelit alami yang memiliki aktivitas vulkanik aktif. Banyaknya lembah retakan dan pegunungan yang bertekanan pada permukaan Triton menunjukkan banyak aktivitas vulkanik dan tektonik yang berlangsung.

Uniknya, gunung berapi yang ada di permukaan Triron ini terbuat dari es atau yang sering disebut sebagai ice volcanoes. Alih-alih menyemburkan lava panas, ice volcanoes memuntahkan air es dan amonia sebagai hasil dari proses geologi endogenik.

Fenomena ini umumnya terjadi akibat patahan yang disebabkan benturan-benturan kuat. Ice volcanoes yang ada di permukaan dingin Triton disebut dengan cryovolcanoes.

Bahwa karakteristik dan sistem kerjan gunung es Triton mirip dengan gunung berapi yang ada di Bumi. Perbedaannya hanya pada isi dari dapur gunung.

Cryovolcanoes berisi material cair yang terdiri dari air dan amonia bersuhu dingin.

 

3 dari 3 halaman

Usia Relatif Muda

4. Usia Relatif Muda

Jumlah patahan yang terlihat pada Triton menjadi petunjuk bahwa permukaan satelit tersebut masih muda. Selain itu, tidak ada patahan tajam yang terbentuk jelas di permukaan yang masih baru terbentuk.

Hanya sedikit bagian medan permukaan yang bertahan, yaitu bagian cantaloupe terrain. Permukaan Triton yang terbentuk dari es terbilang berusia sangat muda dibandingkan satelit lainnya, diperkirakan usianya di bawah 10 juta tahun.

Perubahan bentuk yang terjadi di area tersebut membuat astronom menduga ada sesuatu yang bergerak di bawahnya. Masih menjadi misteri apakah hal ini akibat dari pergerakan batuan atau karena terdapat laut di bawah permukaan Triton.

5. Triton Memiliki Musim

Triton adalah salah satu satelit yang memiliki musim, yaitu musim dingin dan panas. Akan tetapi, satu periode musim di sana rata-rata berlangsung selama 40 tahun.

Walau mengorbit planet yang berjarak cukup jauh dari matahari, paparan sinar bintang tersebut masih mempengaruhi perubahan musim Triton. Saat musim panas, atmosfer akan menebal.

Sebab, udara yang panas membuat nitrogen menguap dan menyebabkan geyser. Sementara ketika musim dingin, atmosfer yang terbentuk dari nitrogen, metana, dan karbon monoksida mengembun menjadi salju.

(Tifani)