Liputan6.com, Yogyakarta - Indonesia UFO Festival 2024, yang telah selesai diselenggarakan sebulan penuh mulai tanggal 2 sampai 30 Juli 2024. Festival kali ini diadakan di 7 tempat berbeda, diikuti oleh lebih dari 100 partisipan, dan dikemas dalam 12 acara yang beragam. Festival ini meliputi ranah Astronomi, Sains Antariksa, SETI, UAP, ET, dan Space Art.
Salah satu tempat penyelenggaraan Indonesia UFO Festival ini adalah di lahan sawah bekas munculnya fenomena Crop Circle yang terjadi pada 2011. Di tempat inilah pernah muncul sebuah anomali bentuk cetakan raksasa di lahan persawahan milik warga dusun Krasaan, Jogotirto, Berbah, Sleman yang popular dengan nama Crop Circle.
Fenomena Crop Circle ini sering dihubung-hubungkan dengan keberadaan atau penampakan UFO dan Alien. Banyak kemudian muncul spekulasi cerita serta narasi yang menyertai kejadian ini. Crop Circle banyak juga dijadikan sebagai materi cerita-cerita fiksi seperti yang banyak kita jumpai di novel ataupun film bergenre fiksi ilmiah (science fiction)
Advertisement
Baca Juga
Kemudian pada 2022 bertepatan pada peringatan Indonesia UFO Day (Hari UFO Nasional) pada tanggal 21 Juli, dibangunlah sebuah monumen untuk menandai dan memperingati keberadaan Crop Circle tersebut dengan nama : Crop Circle/UFO Monument, tepat di depan Lokasi persawahan tersebut. Monumen ini diresmikan dan di tandatangani pleh KPH Wironegoro dari Jogja National Museum (JNM) dan Venzha Christ dari Indonesia UFO Network (IUN).
Dalam Indonesia UFO Festival 2024 kali ini diadakan syukuran serta pertunjukan music eksperimental dari seniman dan Musisi Adriana Knouf dari Belanda dan Nanang Garuda dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Momentum ini adalah bagian dari rangkaian acara Indonesia UFO Festival 2024 yang mempunyai agenda untuk menjadikan area persawahan fenomena Crop Circle ini menjadi destinasi wisata. Acara ini diberi judul : Wiwitan Crop Circle dan dihadiri oleh para pejabat dan perangkat desa, Dukuh, RT, RW, dan juga para pemilik lahan sawah.
Kegiatan ini adalah juga untuk sebagai gerakan untuk terus mendorong serta mendukung area sawah fenomena Crop Circle di Berbah ini menjadi destinasi baru dan juga sebagai landmark di Yogyakarta. Wisata UFO dan Alien akan sangat mungkin ada di Yogyakarta jika kolaborasi antara pemerintah daerah dan Masyarakat setempat bisa sinergis dan terjalin dengan baik. Indonesia UFO Network (IUN) berusaha untuk membantu merealisasikan rencana ini.
Selain itu, “Wiwitan Crop Circle” yang digelar kali ini bertujuan untuk memperkenalkan ilmu astronomi dan sains Antariksa kepada Masyarakat luas serta pentingnya untuk menghadirkan kesadaran kosmologis sebagai manusia yang hidup dan tinggal di Planet Bumi untuk selalu peduli tentang alam dan lingkungannya. Salah satu contoh program yang pernah dilakukan di Crop Circle/UFO Monument ini adalah lokakarya tentang Space Food dan Space Farming untuk remaja. Kegiatan ini juga telah melibatkan staff pengajar serta mengundang para peneliti yang berasal dari berbagai universitas di Indonesia.
Kegiatan riset dan workshop tentang space farming dan space food ini adalah merupakan turunan dari project VMARS (v.u.f.o.c Mars Analogue Research Station) yang bernama V-SFM dan V-SF. Kegiatan ini akan mempresentasikan keberlanjutan dari penelitian dan pengembangan space food yang sudah dimulai dari tahun lalu (2023) berkerja sama dengan beberapa Universitas dan Perguruan Tinggi di Indonesia dan juga akan menjadi yang pertama di Indonesia. VMARS adalah merupakan sebuah master plan dan blueprint untuk membangun Analog Mars yang pertama di Asia Tenggara.
Tumbuhkan Kepedulian
Dalam sambutannya, Lurah Jogotirto Mitha Mayasari mengatakan bahwa program ini sangat penting untuk menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap lngkungannya dan sangat berharap semoga kedepannya lokasi atau lahan sawah terjadinya fenomena Crop Circle ini bisa menjadi destinasi wisata baru di Yogyakarta, dan bisa mengangkat perekonomian desa Jogotirto dan sekitarnya.
Venzha Christ dari ISSS (Indonesia Space Science Society) mengatakan, ke 12 acara yang akan digelar sepanjang bulan Juli, antara lain adalah gelar inovasi teknologi dalam ranah sains antariksa, workshop wayang alien, workshop space farming, pameran space art, kegiatan UFO Camp di Kampung Alien, pertunjukan space sound, Indonesia UFO Day, Peresmian lokasi Kampung UFO, Pengembangan space food pertama di Indonesia, sampai kepada penyelenggaraan SETI Conference #06 2024. SETI adalah kependekan dari Search for Extra-Terrestrial Intelligence.
Peserta terbanyak untuk Indonesia UFO Festival kali ini berasal dari ranah pendidikan, praktisi, dan akademisi yang tergabung dalam berbagai komunitas independen dari seluruh Indonesia. Berbagai komunitas dan institusi non profit juga turut terlibat dalam penyelenggaraan festival kali ini, seperti komunitas street art, wayang alien, komunitas UFO/UAP, seniman space art, komunitas astronomi amatir, dan juga para periset yang akan mempresentasikan karya-karya inovasinya.
Semua acara dalam Indonesia UFO Festival ini disengggarakan dengan sistem mandiri oleh kolaborasi komunitas dan bersifat non-profit, terbuka untuk umum serta gratis.
Salah satu yang sangat unik dari penyelenggaraan Indonesia UFO Festival 2024 kali ini adalah diresmikannya Kampung UFO pertama di Indonesia, yang terletak di daerah Gedongkiwo, Mantrijeron, Yogyakarta, bertepatan dengan peringatan Indonesia UFO Day (Hari UFO Nasional) pada tanggal 21 Juli 2024. Kampung UFO ini adalah sebuah kolaborasi antara Indonesia UFO Network, masyarakat dan warga setempat juga dengan para seniman di Yogyakarta.
Advertisement