Sukses

Hizbullah Pasca Kematian Komandan Tertingginya: Perang dengan Israel Memasuki Babak Baru

Pembunuhan pemimpin Hizbullah dan Hamas yang terjadi dalam waktu berdekatan telah dikhawatirkan banyak pihak dapat memicu perang di Timur Tengah meluas.

Liputan6.com, Beirut - Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah memperingatkan pada hari Kamis (1/8/2024) bahwa konflik dengan Israel telah memasuki "fase baru". Hal itu dia sampaikan saat berbicara kepada para pelayat di pemakaman seorang komandan dari kelompok tersebut yang tewas akibat serangan udara Israel minggu ini di Beirut.

Sementara itu di Teheran, pemimpin tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei berdoa untuk jenazah pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh yang tewas dalam dugaan pembunuhan oleh Israel.

Pembunuhan beruntun tersebut telah meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi menjadi perang yang lebih luas, membuat kawasan tersebut menunggu untuk melihat bagaimana Iran dan sekutunya, Hizbullah, akan meresponsnya.

Iran telah bersumpah membalas dendam terhadap Israel atas serangan yang menewaskan Haniyeh pada hari Rabu (31/7) di ibu kota Iran, Teheran.

Israel belum mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan Haniyeh, namun komentar oleh juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari tidak langsung membantah.

"Tidak ada serangan udara tambahan, tidak ada rudal dan tidak ada pesawat nirawak Israel di seluruh Timur Tengah malam itu," kata Hagari pada hari Kamis, memicu spekulasi bahwa Israel dapat menggunakan cara lain untuk membunuh Haniyeh, seperti dilansir kantor berita AP, Jumat (2/8).

Israel mengonfirmasi bahwa mereka melakukan serangan pada hari Selasa (30/7) di Beirut yang menewaskan komandan Hizbullah Fuad Shukr, bersama dengan seorang penasihat militer Iran dan sedikitnya lima warga sipil. Israel mengklaim Shukr berada di balik serangan roket beberapa hari sebelumnya yang menghantam lapangan sepak bola di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, menewaskan 12 anak.

Hizbullah membantah berada di balik serangan itu, sebuah penyangkalan yang ditegaskan kembali oleh Nasrallah.

Dalam pidato melalui tautan video kepada para pelayat yang berkumpul dengan peti jenazah Shukr di sebuah auditorium di pinggiran Kota Beirut, Nasrallah mengatakan, "Kita ... telah memasuki fase baru yang berbeda dari periode sebelumnya."

"Apakah mereka berharap bahwa Haji Ismail Haniyeh akan terbunuh di Iran dan Iran akan tetap diam?" sebut Nasrallah tentang Israel. "Tertawalah sedikit dan Anda akan banyak menangis."

Namun, seperti yang sering dilakukannya, Nasrallah merahasiakan rinciannya. Dia hanya bersumpah akan melakukan balasan yang sangat terencana tanpa mengatakan bentuk apa yang akan diambil.

"Musuh dan orang yang berada di belakang musuh — yang tampaknya merujuk pada sekutu utama Israel, Amerika Serikat — harus menunggu tanggapan kita selanjutnya," ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Hizbullah Kembali Bantah Bertanggung Jawab atas Serangan ke Golan

Para pejabat internasional telah berusaha keras untuk mencegah siklus pembalasan sebelum berubah menjadi perang yang lebih besar. Sejak perang di Jalur Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023, Hizbullah dan Israel telah saling tembak hampir setiap hari di perbatasan, yang telah menyebabkan kematian dan evakuasi puluhan ribu orang dari rumah mereka. Namun, mereka juga tetap dalam batasan.

Beberapa kali, serangan yang tampaknya melewati batas merah menimbulkan kekhawatiran akan percepatan perang besar-besaran, namun diplomasi luar mengendalikan kedua belah pihak. Hizbullah menghadapi tekanan kuat untuk tidak menyeret Lebanon ke dalam pengulangan perang kelompok militan itu dengan Israel tahun 2006, yang mengakibatkan kematian dan kehancuran besar di negara itu.

Sementara itu, Israel dan Iran berisiko terjun ke dalam perang awal tahun ini ketika Israel menyerang Kedutaan Besar Iran di Damaskus pada bulan April. Iran membalas dan Israel juga membalas kembali dalam pertukaran serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah masing-masing, namun upaya internasional berhasil menahan siklus itu sebelum lepas kendali.

Di pinggiran selatan Beirut, distrik syiah terbesar di ibu kota, ratusan pelayat berpakaian hitam memenuhi auditorium, banyak dari mereka memegang bendera Hizbullah atau foto Shukr. Pengawalan pejuang bertopi merah membawa peti jenazah Shukr, yang juga dibungkus bendera Hizbullah, menyusuri lorong dengan dukungan dari sebuah band militer.

Dalam pidatonya, Nasrallah memuji Shukr sebagai komandan veteran dan membantah bahwa Hizbullah melakukan serangan mematikan di lapangan sepak bola di Kota Majdal Shams, Dataran Tinggi Golan, yang sebagian besar dihuni orang-orang Druze.

"Kami memiliki keberanian untuk bertanggung jawab atas serangan yang kami lakukan, bahkan jika itu adalah kesalahan. Jika kami melakukan kesalahan, kami akan mengakuinya dan meminta maaf," katanya, seraya menambahkan, "Musuh menjadikan dirinya hakim, juri, dan algojo tanpa bukti apa pun."

Ketenangan yang relatif tidak biasa terjadi pada hari Kamis di perbatasan Lebanon-Israel. Hizbullah mengklaim tidak ada peluncuran roket ke Israel pada hari itu.

Nasrallah mengatakan para pejuang Hizbullah akan kembali melakukan operasi militer reguler pada hari Jumat, mengakhiri masa berkabung untuk Shukr. Namun, serangan baru tersebut tidak akan ada hubungannya dengan pembalasan atas pembunuhannya.

3 dari 3 halaman

Haniyeh Dimakamkan di Qatar

Sebelumnya pada hari Kamis di Teheran, Ali Khamenei berdoa di atas peti jenazah Haniyeh dalam sebuah upacara di Universitas Teheran, dengan presiden baru Iran Masoud Pezeshkian di sampingnya. Televisi pemerintah kemudian memperlihatkan peti jenazah tersebut dimasukkan ke dalam truk dan dipindahkan di jalan menuju Lapangan Azadi di Teheran dan orang-orang melemparkan bunga ke arahnya.

Jenazah Haniyeh akan dipindahkan ke Qatar untuk dimakamkan pada hari Jumat.

Haniyeh datang ke Teheran untuk menghadiri pelantikan Pezeshkian pada Selasa. Foto-foto Associated Press memperlihatkan pemimpin Hamas tersebut duduk di samping para pemimpin dari kelompok militan Jihad Islam Palestina dan Hizbullah, sementara media Iran memperlihatkan dia dan Pezeshkian berpelukan. Haniyeh juga sempat bertemu dengan Khamenei.

Beberapa jam kemudian, dia tewas dalam serangan yang menghantam tempat tinggalnya di Teheran. Pihak berwenang Iran mengatakan serangan tersebut sedang diselidiki, namun belum memberikan rinciannya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.