Sukses

Israel Klaim Pemimpin Militer Hamas Mohammed Deif Tewas dalam Serangan 13 Juli di Gaza Selatan

Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada hari Kamis, militer Israel mengatakan konfirmasi kematian Mohammed Deif dibuat setelah penilaian intelijen.

Liputan6.com, Tel Aviv - Militer Israel mengonfirmasi pada hari Kamis (1/8/2024) bahwa kepala sayap militer Hamas, Mohammed Deif, tewas dalam serangan udara di Jalur Gaza pada bulan Juli. Pengumuman itu muncul sehari setelah serangan udara Israel di Teheran, Iran, yang menewaskan pemimpin politik utama Hamas Ismail Haniyeh.

Serangkaian peristiwa demi peristiwa yang berlangsung cepat pekan ini telah membuat Amerika Serikat (AS), Mesir, dan Qatar sebagai mediator bergegas menyelamatkan negosiasi kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza. Pada saat yang sama, para diplomat internasional ingin mencegah eskalasi menjadi perang regional habis-habisan pasca pembunuhan komandan tinggi Hizbullah Fuad Shukr dalam serangan di Beirut; pembunuhan Haniyeh; dan sekarang konfirmasi Israel tentang kematian Deif.

Tidak ada komentar langsung tentang klaim Israel oleh Hamas, yang sebelumnya mengatakan Deif selamat dari serangan di Jalur Gaza. Seorang anggota biro politik Hamas, Izzat al-Risheq, mengatakan pada hari Kamis bahwa mengonfirmasi atau menyangkal kematiannya merupakan tanggung jawab sayap militer kelompok tersebut, yang dikenal sebagai Brigade Qassam, yang sejauh ini bungkam.

Pembunuhan Haniyeh dan Deif — dua tokoh paling senior Hamas — membawa "kemenangan" bagi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sementara pasukan Israel terus beroperasi di Jalur Gaza.

Setelah bertemu dengan pejabat militer pada hari Kamis, Netanyahu menyatakan, "Kematian Deif menegakkan prinsip sederhana yang telah kami tetapkan bahwa siapa pun yang menyakiti kami, kami menyakiti mereka."

"Kami akan menuntut harga yang sangat mahal untuk setiap tindakan agresi terhadap kami dari arena mana pun," kata Netanyahu seperti dilansir AP, Jumat (2/8).

Israel meyakini bahwa Deif dan pemimpin tertinggi Hamas di Jalur Gaza Yahya Sinwar adalah arsitek utama serangan 7 Oktober 2023 yang diklaim menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel selatan dan memicu perang Israel Vs Hamas terbaru. Sinwar dipercaya masih bersembunyi di Jalur Gaza.

Israel menargetkan Deif dalam serangan 13 Juli yang menghantam sebuah kompleks di pinggiran Kota Khan Younis, Gaza Selatan. Militer mengatakan pada saat itu bahwa komandan Hamas lainnya, Rafa Salama, juga tewas.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tonggak Penting

Setelah pengumuman tentang Deif, Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mengatakan kekalahan Hamas semakin dekat dari sebelumnya. Militer Israel, kata dia, akan terus melenyapkan ribuan teroris lainnya hingga keamanan pulih dan semua sandera kembali.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menuturkan serangan yang menewaskan Deif merupakan "tonggak penting" menuju tercapainya tujuan perang.

"Hasil operasi ini mencerminkan bahwa Hamas adalah organisasi yang sedang terpecah belah," tulisnya di platform X.

Deif adalah salah satu pendiri sayap militer Hamas pada tahun 1990-an. Sosoknya disebut tidak pernah muncul di depan umum, hampir tidak pernah difoto, dan suaranya jarang terdengar dalam pernyataan audio. Dia dilaporkan selamat dari serangkaian upaya pembunuhan Israel.

Otoritas Kesehatan Jalur Gaza menyebutkan, dalam perang selama 10 bulan, Israel telah menewaskan setidaknya 39.480 warga Palestina dan melukai lebih dari 91.100 lainnya. Lebih dari 80 persen dari populasi 2,3 juta orang telah meninggalkan rumah mereka, dengan persediaan makanan dan air yang terbatas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.