Sukses

Performa Atlet Indonesia di Olimpiade 2024, dari Badminton Tinggal Gregoria Mariska Tunjung

Gregoria Mariska Tunjung maju ke partai Quarter Final dan akan berhadapan dengan Ratchanok Intanon asal Thailand pada Sabtu (3/8/2024) pukul 13.30 WIB.

Liputan6.com, Paris - Performa Atlet Indonesia di Olimpiade 2024 hingga saat ini belum membuahkan medali. Baik itu emas, perak ataupun perunggu.

Berdasarkan keterangan dari tim Indonesia, ada 29 atlet Tanah Air di Olimpiade Paris 2024. Mereka tersebar dalam 12 cabang olahraga atau cabor di olimpiade musim panas yang berlangsung di Paris, Prancis, pada 26 Juli hingga 11 Agustus mendatang.

Skuad Merah Putih pada Olimpiade Paris terbanyak kedua setelah Olimpiade Athena 2004 yang saat itu berkekuatan 38 atlet. Kali ini bulu tangkis menjadi cabor dengan jumlah kontingen terbanyak mewakili Indonesia, yakni 9 atlet.

Selanjutnya, cabor panahan dan panjat tebing dengan masing-masing 4 atlet. Cabor angkat besi dengan 3 atlet, sedangkan renang mengirim 2 atlet. Adapun 7 atlet Indonesia lainnya mewakili 7 cabor. Terdiri dari balap sepeda, judo, atletik, senam, dayung, menembak, hingga selancar.

Selama ini, tim Badminton menjadi satu-satunya cabor yang selalu menyumbangkan medali emas. Sudah ada total delapan medali yang dimiliki Indonesia.

Namun, tahun ini asa untuk mendapatkan medali berada di pundak Gregoria Mariska Tunjung (unggulan ketujuh di badminton Olimpiade Paris 2024).

Gadis kelahiran Wonogiri tersebut maju ke partai Quarter Final dan akan berhadapan dengan Ratchanok Intanon asal Thailand pada Sabtu (3/8/2024) pukul 13.30 WIB.

Jorji (sapaannya) sukses menjadi juara grup G usai mengalahkan Polina Buhrova (Ukraina) 21-10, 21-15 di laga pembuka.

Kemudian ia sukses menekuk Tereza Svabikova asal Republik Ceko dengan skor 21-12, 21-18. Lewat dua kemenangan, ia berhasil maju ke babak selanjutnya.

 

 

2 dari 3 halaman

Menang Dramatis dari Kim Ga-Eun di Babak 16 Besar

Di babak 16 besar, ia bertemu unggulan kedua Korea Selatan Kim Ga-Eun dengan match dramatis. Di babak pertama, Gregoria unggul telak. Namun, di game kedua kondisi berbalik, Gregoria yang justru tertinggal.

Di game penentuan, kedua pemain menujukkan permainannya satu sama lain. Susul menyusul poin terjadi bahkan hingga akhir match.

Hebatnya, Gregoria mampu menuntaskan laga penuh perjuangan tersebut dengan skor 21-4, 8-21, 23-21. Kemenangan Gregoria mencatatkan sejarah sebagai tunggal putri yang mampu melaju ke babak Quarter Final setelah Maria Kristin Yulianti pada Olimpiade Beijing 2008.

Namun, hal ini tak mampu diikuti atlet badminton Indonesia lainnya.

Fajar/Rian, ganda putra satu-satunya dari Indonesia harus kalah di babak 16 besar usai kalah dari unggulan China.

Sementara, empat wakil Indonesia lainnya sudah kandas di penyisihan grup. Mereka ialah Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, ganda campuran Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, dan Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie di tunggal putra.

3 dari 3 halaman

Kiprah Indonesia di Olimpiade

Indonesia pertama kali berpartisipasi di Olimpiade Helsinki 1952. Hingga Olimpiade Paris 2024, Indonesia sudah 17 kali mengikuti pesta olah raga terbesar sejagat tersebut.

Mengenai perolehan total medali, Sydney 2000 dan Beijing 2008 menjadi raihan terbaik atlet Indonesia di Olimpiade. Di sana para pahlawan olahraga Garuda membawa pulang ke Tanah Air masing-masing 6 medali.

Tercatat, Olimpiade Barcelona 1992 sebagai kinerja tersukses Indonesia dalam level medali. Untuk kali pertama, Merah Putih mendulang dua emas melalui Susi Susanti dan Alan Budikusuma dari cabor bulu tangkis.