Liputan6.com, Seoul - Korea Selatan mengatakan pada hari Jumat (2/8/2024), mereka belum menerima tanggapan Korea Utara atas tawaran bantuan kemanusiaan menyusul laporan kematian dan kerusakan parah yang disebabkan oleh banjir baru-baru ini.
Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan pada hari Kamis (1/8) bahwa mereka bersedia untuk "segera memberikan" bantuan kemanusiaan kepada korban bencana Korea Utara yang terdampak hujan lebat.
Baca Juga
Melansir CNA, Sabtu (3/8), kementerian tersebut menyatakan mereka berusaha menghubungi Korea Utara untuk mengajukan tawaran bantuan melalui saluran komunikasi kantor penghubung Korea, namun belum ada tanggapan.
Advertisement
"Kami tidak akan membuat asumsi tentang situasi ini dan menantikan tanggapan segera (dari Korea Utara) atas proposal kami," tutur Wakil Juru Bicara Kementerian Unifikasi Korea Selatan Kim In-ae.
Korea Utara awal pekan ini mengatakan hujan deras yang memecahkan rekor melanda wilayah perbatasan utaranya di dekat China pada tanggal 27 Juli, mengakibatkan krisis serius di mana lebih dari 5.000 penduduk terisolasi di zona yang rentan terhadap banjir.
Pada hari Rabu (31/7), Korea Utara menyebutkan banyak gedung publik, fasilitas, jalan raya, dan rel kereta api, termasuk lebih dari 4.100 rumah tinggal dan hampir 3.000 hektare lahan pertanian terendam banjir di wilayah utara Sinuiju dan Uiju.
Pada hari yang sama, media pemerintah Korea Utara melaporkan Kim Jong Un melontarkan gagasan menghukum keras pejabat yang mengabaikan tugas pencegahan bencana, yang telah menyebabkan kematian atau cedera yang tidak dapat dibiarkan.
Laporan oleh stasiun TV Korea Selatan, Chosun, menyiarkan bahwa ratusan orang bisa saja tewas.
Sementara itu, Kim Jong Un dalam beberapa video minggu ini tampil melintasi banjir dengan perahu karet, mengawasi operasi penyelamatan yang melibatkan helikopter militer.
Bencana alam cenderung berdampak lebih besar pada Korea Utara yang terisolasi dan miskin karena infrastrukturnya yang lemah, sementara penggundulan hutan membuat negara itu rentan terhadap banjir.
Upaya Korea Selatan
Hubungan antara kedua Korea saat ini berada pada salah satu titik terendah. Bagaimanapun, Kementerian Unifikasi Korea Selatan pada hari Kamis menyatakan simpati yang mendalam untuk para korban banjir di Korea Utara.
Korea Utara secara sepihak memutus semua hubungan komunikasi militer dan politik resmi dengan Korea Selatan pada tahun 2020 dan meledakkan kantor penghubung antar-Korea yang tidak digunakan lagi di sisi perbatasannya.
Saluran kantor penghubung antar-Korea dipulihkan pada tahun 2021, namun Korea Utara belum menanggapi panggilan sejak April 2023.
Meskipun Korea Utara belum memberikan tanggapan, menurut Kementerian Unifikasi Korea Selatan, pihaknya telah berupaya berkomunikasi melalui saluran tersebut dua kali setiap hari.
Advertisement