Liputan6.com, Teheran - Tiga orang yang berada di gedung yang dijaga ketat di Teheran, Iran, tempat Ismail Haniyeh dibunuh menuturkan bahwa pemimpin biro politik Hamas itu tewas oleh proyektil yang ditembakkan ke kamarnya, bukan bom yang ditanam.
Orang-orang tersebut, yang salah satunya tinggal di kamar dekat kamar Haniyeh, mengatakan pada hari Jumat (2/8/2024) bahwa mereka mendengar suara-suara sebelum ledakan mengguncang gedung, suara-suara yang mereka katakan tampaknya konsisten dengan suara yang dihasilkan oleh rudal.
"Ini jelas proyektil dan bukan bom yang ditanam," ujar salah satu saksi kepada Middle East Eye (MEE) seperti dikutip pada Sabtu (3/8), seraya menambahkan bahwa mereka melihat akibat ledakan yang tampaknya konsisten dengan serangan rudal.
Advertisement
Dua orang lainnya, yang tinggal di lantai terpisah, juga menyaksikan akibat serangan tersebut, yang mengakibatkan runtuhnya sebagian langit-langit dan dinding luar kamar Haniyeh.
Haniyeh, seorang pejabat senior Hamas yang memainkan peran kunci dalam negosiasi gencatan senjata di Jalur Gaza, tewas bersama pengawalnya yang telah lama bertugas, Wasim Abu Shaaban, pada hari Rabu (31/7), beberapa jam setelah mereka menghadiri upacara pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian.
Pembunuhan Haniyeh adalah pembunuhan besar kedua yang terjadi dalam waktu berdekatan. Pada Selasa (30/7), serangan Israel ke Beirut, Lebanon, menewaskan komandan senior Hizbullah, Fuad Shukr.
Pembunuhan dua tokoh senior Hizbullah dan Hamas telah meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya perang besar-besaran.
Sumber yang dekat dengan pejabat di kepresidenan Iran menuturkan kepada MEE bahwa bangunan tempat Haniyeh dan beberapa tamu Palestina lainnya menginap terletak di dekat Istana Saadabad di Teheran dan dijaga oleh Garda Revolusi Republik Islam (IRGC).
Menurut analisis area, bangunan terletak di lereng bukit di tepi utara Teheran, di kaki pegunungan Alborz. Tidak ada bangunan tempat tinggal lain di sekitar kompleks tersebut.
Tak lama setelah pembunuhan itu, pejabat senior Hamas Khalil Al-Hayya menuturkan kepada wartawan dengan mengutip saksi mata bahwa serangan itu dilakukan oleh rudal yang "langsung menyerang" Haniyeh.
Dalam konferensi persnya di Teheran, Hayya menambahkan meskipun Hamas maupun Iran tidak menginginkan perang regional, pembunuhan itu perlu dibalas.
Pengakuan Israel
Pada hari Rabu, komisi keamanan nasional dan kebijakan luar negeri parlemen Iran mengadakan pertemuan darurat untuk membahas pembunuhan Haniyeh. Namun, seorang pejabat senior polisi mengatakan kepada komisi itu bahwa dia tidak memiliki informasi untuk disampaikan kepada anggota parlemen dan tidak seorang pun dari IRGC menghadiri pertemuan itu.
Sementara itu, pada hari Kamis (1/8), New York Times melaporkan bahwa Haniyeh tewas oleh bom canggih yang ditanam di kamarnya sekitar dua bulan sebelumnya.
Namun, kantor berita Fars yang berafiliasi dengan IRGC melaporkan penyelidikan menunjukkan bahwa Haniyeh "terkena proyektil". Mereka menyimpulkan bahwa keterlibatan Israel "tidak dapat dikesampingkan".
Israel tidak menyangkal bertanggung jawab atas pembunuhan Haniyeh. Namun, ketika ditanya soal kematian Haniyeh dalam konferensi pers pada Kamis, juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan, "Selain pemusnahan pemimpin senior Hizbullah Fuad Shukr di Lebanon, kami tidak melakukan serangan udara apa pun malam itu di mana pun di Timur Tengah."
Mengutip Reuters dan Al Jazeera, Haniyeh tewas pada Rabu sekitar pukul 02.00 waktu Teheran.
Advertisement
Janji Pembalasan
Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah menegaskan dalam pidato yang disiarkan pada hari Kamis bahwa Israel telah "melewati batas" dengan membunuh Shukr, seraya menambahkan bahwa Israel akan menghadapi respons yang keras.
"Israel harus bersiap menghadapi kemarahan dan balas dendam di semua lini yang mendukung Gaza," kata Nasrallah.
Setelah pidato Nasrallah, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menekankan negaranya siap menghadapi apa yang mungkin terjadi.
"Israel berada dalam kondisi kesiapan yang sangat tinggi untuk skenario apa pun – baik dalam bertahan maupun menyerang," ungkap Netanyahu. "Kami akan menuntut harga yang sangat tinggi untuk setiap tindakan agresi terhadap kami dari pihak mana pun."
Adapun sayap bersenjata Hamas menyebutkan bahwa pembunuhan Haniyeh akan membawa pertempuran ke dimensi baru dan memiliki dampak besar.
Bersumpah untuk membalas, Iran mengumumkan tiga hari berkabung nasional dan mengatakan AS juga memikul tanggung jawab karena dukungannya terhadap Israel.