Sukses

Militer Ukraina Klaim Hancurkan Kapal Selam Rusia di Pelabuhan Semenanjung Krimea

Kabarnya, kapal itu adalah salah satu dari empat kapal selam yang dioperasikan oleh armada Laut Hitam Rusia yang mampu meluncurkan rudal jelajah Kalibr.

Liputan6.com, Semenanjung Krimea - Militer Ukraina mengklaim, pihaknya telah menyerang dan menghancurkan kapal selam Rusia saat berlabuh di sebuah pelabuhan di semenanjung Krimea.

Rostov-on-Don tenggelam setelah terkena serangan rudal di kota pelabuhan Sevastopol pada Jumat (2/8/2024), kata staf umum Ukraina dalam sebuah pernyataan.

Kabarnya, kapal itu adalah salah satu dari empat kapal selam yang dioperasikan oleh armada Laut Hitam Rusia yang mampu meluncurkan rudal jelajah Kalibr.

Atas insiden ini, Kementerian Pertahanan Rusia belum berkomentar, dikutip dari laman BBC, Minggu (4/8).

Pejabat di Kyiv mengatakan, serangan itu juga menghancurkan empat sistem pertahanan udara S-400 yang melindungi semenanjung tersebut, yang dianeksasi Rusia secara ilegal pada tahun 2014.

Pejabat intelijen di Inggris mencatat September lalu bahwa Rostov-on-Don mengalami kerusakan parah dalam serangan rudal saat menjalani perawatan di galangan kapal Sevastopol.

Militer Ukraina mengatakan, Rusia kemudian memperbaiki kapal itu dan baru-baru ini menguji kemampuannya di dekat Sevastopol. Kapal itu bernilai USD 300 juta, imbuh mereka.

"Penghancuran Rostov-on-Don sekali lagi membuktikan bahwa tidak ada tempat yang aman bagi armada Rusia di perairan teritorial Ukraina di Laut Hitam," kata staf umum di Kyiv dalam sebuah pernyataan.

Ini menandai serangan terbaru terhadap pasukan angkatan laut Rusia di Sevastopol dalam beberapa bulan terakhir. Pada Maret 2024, Ukraina mengatakan bahwa pihaknya telah menyerang dua kapal pendarat dan sebuah kapal patroli di kota pelabuhan tersebut.

Sejak Rusia melancarkan invasi tak beralasan ke Ukraina pada bulan Februari 2022, Rusia telah mengalami beberapa kemunduran angkatan laut.

Ukraina mengatakan, telah merusak serius atau menenggelamkan sedikitnya 15 kapal perang, termasuk kapal induk armada Laut Hitam, Moskva.

2 dari 3 halaman

Rusia Klaim Rebut Kawasan Ukraina Lagi, Kini Pemukiman Lozuvatske

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim kembali menguasai sebuah wilayah di Ukraina pada Sabtu (27/7/2024). Pasukannya disebut telah menguasai pemukiman Lozuvatske di sektor Pokrovsk wilayah Donetsk Ukraina -- tempat berlangsungnya pertempuran paling sengit dalam perang Rusia Ukraina yang telah berlangsung selama 29 bulan tersebut.

Sejauh ini staf umum Ukraina tidak menyebutkan pemukiman tersebut dalam laporannya, tetapi mencatat bahwa daerah sekitar pemukiman tersebut dilanda pertempuran sengit. Nara blog militer tidak resmi telah melaporkan kekalahan setidaknya dua lokasi lain di sektor tersebut.

Laporan VOA Indonesia yang dilansir Minggu (28/7) menyebut Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan kelompok pusat pasukannya telah merebut Lozuvatske, barat laut dari pusat regional Donetsk yang dikuasai Rusia.

Kementerian Rusia tersebut juga melaporkan bahwa pasukannya telah melancarkan serangan ke daerah lain di sektor tersebut dan menangkis tiga serangan balik Ukraina.

Adapun pasukan Rusia disebut perlahan tapi pasti bergerak maju melalui wilayah Donetsk di timur Ukraina, meraih kemajuan yang stabil dan bertahap sejak merebut kota utama Avdiivka di wilayah Donetsk pada Februari.

 

3 dari 3 halaman

Gagalkan 17 Serangan

Staf Umum Ukraina pada Sabtu (27/7) melaporkan pasukannya telah berhasil menggagalkan 17 serangan di wilayah tersebut, dengan 10 bentrokan masih berlangsung.

“Situasinya sulit, tapi di bawah kendali angkatan bersenjata,” kata laporan itu.

Blog militer tidak resmi Ukraina yang populer, DeepState, tidak menyebutkan Lozuvatske dalam laporan terbarunya Namun dalam dua hari terakhir telah melaporkan jatuhnya dua desa di sektor tersebut, Prohres dan Vovche

Pernyataan resmi Ukraina tidak memberikan pengakuan terhadap kekalahan itu.

Di samping itu, para pejabat Ukraina telah melaporkan selama berminggu-minggu bahwa sektor Pokrovsk dilanda pertempuran terberat di garis depan sepanjang 1.000 kilometer (621,3 mil).

Presiden Volodymyr Zelenskyy membahas sektor ini dua kali pada Kamis (25/7) dengan komandan utamanya, Olexandr Syrskyi.