Liputan6.com, Jakarta - Artemis 2 menjadi salah satu misi ambisius Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Artemis 2 bertugas untuk meneliti bulan, satelit alami bumi.
Pada November 2022, NASA berhasil melaksanakan misi Artemis 1. Peluncuran misi ini ditandai dengan peluncuran dan uji coba megaroket Space Launch System (SLS) dan wahana antariksa Orion Multi-Purpose Crew Vehicle (Orion MPCV) ke orbit Bulan.
Setelah sukses dengan Artemis I, NASA mengumumkan kabar Artemis 2. Tidak seperti misi sebelumnya, Artemis 2 adalah misi berawak dan memiliki detail misi yang berbeda dengan Artemis I.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari laman resmi NASA pada Senin (05/08/2024), berikut fakta-fakta misi Artemis 2.
1. Misi Berawak Sejak 1972
Misi Artemis II akan menjadi penjelajahan bulan berawak pertama dalam 5 dekade terakhir. Sebelumnya, misi berawak ke Bulan terakhir yang pernah dilakukan adalah Apollo 17 pada Desember 1972.
Astronaut Apollo 17, Eugene Cernan dan Harrison Schmitt, menjadi orang terakhir yang menjejakkan kakinya di Bulan. Misi pendahulu Artemis II yakni Artemis I juga sepenuhnya dikontrol dari bumi.
Penjelajahan Artemis I yang berlangsung selama 25 hari ini hanya berupa uji coba roket, wahana antariksa Orion dan ESA European Service Module mengangkasa di orbit Bulan. Meski tanpa awak manusia, boneka Shaun the Sheep disertakan dalam roket di misi Artemis I sebagai tokoh Eropa pertama yang memutari Bulan.
2. Artemis II akan Mengelilingi Bulan
Dikutip dari Space pada Senin (05/08/2024), para astronaut akan meluncur ke angkasa dengan megaroket Space Launch System (SLS) dari Kennedy Space Centre, Florida, Amerika Serikat dalam misi ini. Mereka lalu akan terbang dengan Orion untuk mendekati dan melakukan pengamatan terhadap bulan (flyby).
Setelah berhasil terbang di sisi terjauh Bulan, para astronaut akan kembali ke bumi. Misi ini diperkirakan akan memakan waktu sekitar 8 hingga 10 hari.
Sejumlah data terkait penerbangan ini akan dikumpulkan untuk menjadi dasar pelaksanaan Artemis III.
Â
Dipuji Seluruh Dunia
3. Dipuji Seluruh Dunia
The Canadian Space Agency (CSA) telah mengumumkan empat astronot yang akan menjadi kru Artemis II. Mereka adalah Reid Wiseman yang akan memegang komando, Victor Glover sebagai pilot, Christina Hammock Koch dan Jeremy Hansen sebagai mission specialist.Â
Komposisi tim Artemis II ini mendapat banyak pujian dari publik karena telah memperlihatkan keberagaman dalam hal gender dan ras. Christina Koch akan menjadi perempuan pertama yang mengorbit di Bulan.
Selain dipuji karena melibatkan perempuan dalam penjelajahan ini, Artemis II juga melibatkan kru dengan kulit berwarna yakni Victor Glover. Pilot Artemis ini sebelumnya juga mencatat sejarah sebagai orang kulit hitam pertama yang menjadi anggota kru the International Space Station (ISS).
4. Kolaborasi Internasional
Meski dipelopori oleh NASA, misi Artemis II adalah hasil dari kerja sama internasional. Dalam proyek besar ini, Amerika Serikat (NASA) menggandeng Kanada (the Canadian Space Agency/CSA), the European Space Agency (ESA), dan juga the Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA).
Kru Artemis II pun tak hanya orang Amerika Serikat, melainkan terdiri dari warga Amerika Serikat dan Kanada. Reid Wiseman, Victor Glover, dan Christina Hammock Koch berasal dari Amerika.
Sementara, Jeremy Hansen yang juga merupakan mantan pilot Angkatan Udara adalah anggota CSA. Hansen juga akan menjadi orang Kanada pertama yang terbang ke Bulan.
5. Perkembangan Misi Artemis II
Pada Juli 2024 lalu, inti Space Launch System (SLS) yang diangkut dari Fasilitas Perakitan Michoud NASA tiba Kennedy Space Center. Tahap roket ini sudah dimasukkan ke dalam gedung perakitan kendaraan.
Bagian roket SLS ini diangkut bersama tongkang Pegasus dari Fasilitas Michoud di New Orleans. NASA memindahkan keduanya menggunakan kapal tugboat dan kapal penarik dengan menempuh jarak sekitar 900 mil.
Selama berada di ruang perakitan Kennedy, tahap inti akan digabungkan dengan komponen lainnya untuk membentuk pendorong roket. Setelah itu, tahap roket SLS ini akan dipasangkan ke bagian atas peluncur sebelum dihubungkan ke adaptor.
Setelah terpasang dengan pesawat antariksa Orion, NASA akan menggelar misi Artemis II yang direncanakan pada musim gugur tahun ini.Â
(Tifani)
Advertisement