Sukses

Inggris Rusuh, KBRI London Imbau WNI Tingkatkan Kewaspadaan

Berdasarkan komunikasi dengan komunitas Indonesia, menurut KBRI London, hingga saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban kerusuhan di Inggris.

Liputan6.com, London - Inggris tengah dilanda kerusuhan buntut dari penikaman pada sebuah kelas (pemberitaan awal menyebutkan sekolah) tari di Southport, Senin, 29 Juli 2024. Terkait hal ini, KBRI London merilis imbauan terhadap Warga Negara Indonesia (WNI).

"WNI diminta meningkatkan kewaspadaan, mempertimbangkan urgensi jika beraktivitas di luar rumah, hindari kerumunan massa dan lokasi-lokasi yang berpotensi jadi tempat berkumpulnya demonstran," demikian pernyataan KBRI London yang dikutip Liputan6.com, Selasa (6/8).

"WNI diminta selalu memantau dan mengikuti arahan otoritas setempat. Dalam kondisi darurat, segera hubungi nomor darurat setempat 112 atau 999 ataupun saluran kekonsuleran KBRI +447795105477 atau +447425648007."

Adapun jumlah WNI yang tercatat di beberapa kota di Inggris antara lain:

  • Sunderland: 18
  • Manchester: 532
  • Leeds: 467
  • Nottingham: 290
  • Bristol: 228
  • Liverpool: 134
  • London: 3279

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Apa Pemicu Kerusuhan di Inggris?

Tiga anak, yakni Bebe King (6), Elsie Dot Stancombe (7), dan Alice Dasilva Aguiar (9) tewas dalam tragedi penikaman di Southport.

Mengutip The Guardian, delapan anak lainnya menderita luka dan lima di antaranya dalam kondisi kritis. Dua orang dewasa juga mengalami luka kritis.

Axel Rudakubana (17), yang lahir di Cardiff dan tinggal di Banks, sebuah desa di Lancashire beberapa mil di utara Southport, telah didakwa dengan tiga tuduhan pembunuhan dan 10 tuduhan percobaan pembunuhan.

Sebelum identitas tersangka dikonfirmasi, klaim palsu beredar di internet bahwa dia adalah seorang pencari suaka muslim yang tiba di Inggris dengan kapal. Berdasarkan dugaan ini, anggota sayap kanan – yang dipandu oleh media sosial – berkumpul di kota-kota di seluruh negeri, di mana mereka meneriakkan slogan-slogan anti-imigrasi dan Islamofobia. Protes balasan terjadi dengan bentrokan antara kelompok-kelompok yang berseberangan.

Melansir TRT World, otoritas Inggris kemudian mengungkapkan bahwa tersangka lahir di Inggris dari orang tua asal Rwanda. Media lokal melaporkan tersangka berasal dari keluarga yang "sangat terlibat dengan gereja setempat". 

Sejauh ini belum terungkap motif di balik aksi keji pelaku penikaman.

Para ahli mengatakan keputusan Elon Musk untuk mengizinkan tokoh-tokoh seperti aktivis sayap kanan Inggris Tommy Robinson, yang nama aslinya adalah Stephen Yaxley-Lennon, kembali ke platform X telah berperan dalam penyebaran disinformasi daring.

Pada hari Minggu (4/8), Robinson mengunggah rekaman serangan terhadap hotel Rotherham, yang menampung para pencari suaka, dengan mengatakan: "Ketika orang Inggris diabaikan dan dicap 'sayap kanan' ... sesuatu harus terjadi."

Kerusuhan sendiri telah menyebar di sejumlah kota dan desa di Inggris hingga Irlandia Utara selama sepekan terakhir, menandai kerusuhan sipil terburuk di Inggris selama 13 tahun.

Polisi mengonfirmasi telah melakukan 378 penangkapan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini