Liputan6.com, Washington D.C - Kamala Harris secara resmi ditetapkan sebagai kandidat utama calon presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat.
Dikutip dari VOA Indonesia, Selasa (6/8/2024) penetapan ini dilakukan lima hari pemungutan suara secara online dilakukan oleh para delegasi Konvensi Nasional Partai Demokrat yang berakhir pada Senin (5/8) malam.
Baca Juga
Melalui pernyataan yang dirilis sebelum tengah malam, Partai Demokrat menyebut bahwa 99 persen delegasi telah memberikan suara mereka untuk Harris.
Advertisement
Mereka akan mengesahkan hasil pemungutan suara tersebut secara resmi sebelum diadakannya konvensi partai pada akhir bulan ini di Chicago.
Penetapan ini pun lantas mengakhiri periode penuh gejolak di dalam Partai Demokrat; dipicu penampilan debat Presiden Joe Biden yang buruk, serta pengunduran dirinya dari kontestasi pilpres.
Kamala Harris adalah seorang putri imigran yang maju ke dunia politik dan penegak hukum di California untuk menjadi wakil presiden perempuan pertama dalam sejarah Amerika Serikat. Setelah empat tahun pascagagal mencalonkan diri untuk pertama kalinya sebagai presiden, kini ia berhasil meraih tiket pencalonannya.
Fakta Kamala Harris dan Kiprahnya dalam Politik Amerika Serikat
Kamala Harris telah mencetak sejarah dengan menjadi wakil presiden kulit hitam dan perempuan pertama dalam sejarah AS. Meski begitu, ia tetap menghadapi kekhawatiran apakah ia dapat mengalahkan kandidat Partai Republik dan mantan Presiden Donald Trump.
Dilansir Al Jazeera, berikut adalah sejumlah fakta mengenai Kamala Harris dan kiprahnya dalam politik AS.
Profil Singkat Kamala Harris
Harris, yang lahir di Oakland, 20 Oktober 1964, merupakan putri dari ibu turunan India dan ayahnya yang kelahiran Jamaika.
Ia menempuh pendidikan di Howard University di Washington, D.C. sebelum mendapatkan gelar sarjana hukum dari University of California College of the Law, San Francisco.
Dia mulai bekerja di kantor kejaksaan Alameda County, sebelum pindah ke kantor kejaksaan San Francisco.
Dia kemudian menjadi jaksa wilayah San Francisco pada tahun 2003. Dia kemudian terpilih sebagai jaksa agung California, yang merupakan pejabat tertinggi penegakan hukum di negara bagian tersebut, pada tahun 2010 dan terpilih kembali empat tahun kemudian.
Wanita berusia 59 tahun itu kemudian terpilih menjadi anggota Senat AS pada tahun 2016 dan menjadi kritikus utama Trump, terutama terkait kebijakan imigrasinya.
Pertanyaan agresifnya terhadap calon Mahkamah Agung Brett Kavanaugh pada tahun 2018 membantu memperkuat kredibilitasnya sebagai salah satu bintang papan atas Partai Demokrat.
Harris menikah dengan pengacara Doug Emhoff, yang menjadi "pria kedua" pertama dalam sejarah AS setelah pemilu tahun 2020. Hingga kini, Harris dan Emhoff tidak memiliki anak.Â
Advertisement
Bagaimana Harris menjadi Wakil Presiden?
Harris awalnya mencalonkan diri untuk Gedung Putih pada pemilu tahun 2020, tetapi dengan cepat memudar di musim pemilihan pendahuluan setelah tampil lesu dalam debat.
Ketika Biden memperkuat kepemimpinannya pada tahun 2020, dia bersumpah akan memilih seorang wanita sebagai pasangannya. Pemilihan Harris dipandang sebagai upaya untuk menarik pemilih kulit hitam dan memberi energi pada basis partai.
Kredensial Harris dalam penegakan hukum dan pendekatan sentris juga dipandang sebagai aset yang dapat menarik pemilih yang ragu-ragu untuk menjauh dari Trump.
Dalam debat tahun 2019, Harris juga menantang Biden dalam hal pemilihan umum, sebuah momen viral yang menurut banyak orang mungkin akan mengakhiri peluangnya untuk menjadi wakil presiden begitu Biden menjadi calon dari partai tersebut.