Sukses

Menlu Retno: Budaya Damai Harus Selalu jadi DNA ASEAN

ASEAN dinilai sebagai kawasan yang relatif paling stabil di tengah ketidakpastian global dan tensi geopolitik dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi mendorong agar ASEAN tetap menjadi organisasi yang memiliki visi untuk memperjuangkan perdamaian serta kepentingan masyarakatnya.

Hal ini disampaikannya dalam perayaan ASEAN Day atau hari ulang tahun ke-57 ASEAN.

"Kawasan ASEAN telah memainkan peran yang sangat penting dalam menjaga perdamaian, stabilitas, serta kesejahteraan," tutur dia dalam perayaan ASEAN Day di Kantor Sekretariat ASEAN, Jakarta, Kamis (8/8/2024).

"Oleh karena itu, budaya damai harus selalu menjadi DNA ASEAN."

Menlu Retno menegaskan bahwa ASEAN di usianya yang menginjak 57 tahun, harus tetap menjadi kawasan yang tangguh sekaligus hebat, terutama dalam memperjuangkan masyarakatnya.

"Masyarakat ASEAN harus selalu menjadi pusat kerja ASEAN. Sebagai sebuah komunitas, komitmen untuk memajukan dan melindungi hak asasi manusia adalah keharusan," ujar Menlu Retno.

Secara khusus, ASEAN harus mengatasi berbagai masalah terkait hak asasi manusia, seperti kasus peningkatan jumlah perdagangan manusia di kawasan.

Selain itu, ASEAN juga harus memainkan perannya dalam konflik global, seperti kekerasan hak asasi manusia yang terjadi di tengah konflik Gaza saat ini.

"ASEAN harus menunjukkan sikap yang jelas, menunjukkan solidaritasnya untuk memajukan hak asasi manusia secara global, termasuk mengakhiri genosida di Palestina dan mendorong proses perdamaian di Ukraina," katanya.

2 dari 3 halaman

ASEAN Harus Siap Hadapi Tantangan

ASEAN, sebut Menlu Retno, juga harus senantiasa siap dalam menghadapi tantangan. Utamanya, dalam mencapai Visi Komunitas ASEAN 2045.

Adapun salah satu hal yang harus dilakukan oleh organisasi kawasan tersebut adalah memperkuat mekanisme regional, khususnya untuk: arsitektur kesehatan; ketahanan pangan dan energi; stabilitas keuangan; dan transformasi digital.

"Hanya dengan melakukan itu, kita dapat memastikan kawasan kita menjadi episentrum pertumbuhan," papar Menlu Retno.

Terakhir, kata Menlu Retno, ASEAN juga harus berkembang dan bertumbuh, dengan cara memperkuat kolaborasi dan inklusivitas.

"Inilah cara kita menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan. Tugas kita sekarang adalah mengarusutamakan paradigma ini di luar ASEAN, melalui ASEAN Outlook on the Indo Pacific (AOIP)," ujar dia menambahkan.

Sebagai tindak lanjut dari ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF), ASEAN Business Advisory Council Indonesia kini tengah berupaya membangun Jaringan Bisnis Indo-Pasifik ASEAN.

"Saya juga telah menyampaikan kepada sesama Menteri Luar Negeri ASEAN tentang inisiatif untuk memiliki arsitektur regional berbasis AOIP dalam KTT ASEAN mendatang pada bulan Oktober, dan menyambut baik rencana penyelenggaraan AIPF ke-2 bekerja sama dengan Sektor Bisnis ASEAN," jelasnya.

3 dari 3 halaman

ASEAN Jadi Salah Satu Komitmen Pemerintahan Jokowi

Organisasi Asia Tenggara itu diakui Menlu Retno sebagai salah satu prioritas komitmen Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Perjalanan 10 tahun di bawah administrasi Bapak Jokowi, perjalanan yang panjang dan memang selama pemerintahan Pak Jokowi  komitmen ke ASEAN sangat tebal antara lain diwujudkan dari pembangunan gedung sekretariat baru yang menjadi headquarters bagi ASEAN," katanya saat ditemui sejumlah media usai acara.

"Dan selama 10 tahun ini ada 1 tahun di mana indonesia menjadi ketua dari ASEAN. Sekali lagi komitmen Indonesia jelas."

Pencapaian dan keberhasilan ASEAN selama ini, disebut Menlu Retno juga merupakan hasil kerja sama dengan mitra-mitra eksternal yang melakukan kerja sama secara erat.

"Saya ucapkan terima kasih atas kerja sama, tak hanya within ASEAN tapi juga dengan mitra wicara. Karena kita tahu kalau kita kerja hanya dengan ASEAN, maka mungkin hasilnya tidak semaksimal kita kerja dengan mitra wicara," imbuh dia.

Â