Liputan6.com, Altamira - Kontes kecantikan regional di Altamira, Brasil berakhir tragis setelah seorang ayah salah satu kontestan menembaki juri karena putrinya hanya mendapat peringkat keempat.
Insiden itu terjadi pada 28 Juli 2024, setelah kontes kecantikan “II Baile da Escolha da Rainha” di kota Altamira berakhir, dikutip dari laman Oddity Central, Jumat (9/8/2024).
Baca Juga
Drama Miss Grand International Myanmar 2024 Thae Su Nyein Kembalikan Mahkota Usai Menangkan 2nd Runner-up
Jadi Pemenang Miss Grand International 2024, Rachel Gupta Bawa Pulang Hadiah Segini
Sophie Kirana Siap Tampil di Miss International 2024,Tidak Terbebani Kemenangan Tata di Miss Supranational dan Permata di Miss Cosmo
Sekitar beberapa jam setelah kontes berakhir, ayah salah satu peserta, seorang peternak lokal yang diidentifikasi sebagai Sebastiao Francisco, mulai menyuarakan ketidakpuasannya mengenai putrinya yang berada di posisi keempat dalam kompetisi tersebut.
Advertisement
Ia mempertanyakan keputusan juri dan kriteria penilaian. Tempat berlangsungnya kontes kecantikan itu dijaga oleh keamanan swasta dan polisi militer.
Tetapi pria yang marah itu tampaknya tidak peduli, dan pada satu titik mengeluarkan pistol dan mencoba menembak salah satu juri, tetapi malah ditembak oleh polisi.
Menurut para saksi, Francisco menganggap putrinya yang berada di posisi keempat dalam kontes kecantikan itu sebagai penghinaan, karena ia menganggap anaknya sebagai pemenang.
Tak Puas dengan Putusan Juri
Tidak puas dengan penjelasan juri, ia mencoba untuk menyelesaikan masalah ini sendiri tetapi ditembak sebelum ia dapat melukai orang lain. Pria yang bekerja sebagai peternak itu dibawa ke rumah sakit tetapi meninggal karena luka-lukanya.
Aula tempat kejadian tragis itu terjadi dilaporkan penuh sesak, dan petugas tidak punya pilihan selain menembaki pelaku yang marah itu untuk melindungi mereka yang hadir.
Ia berhasil melepaskan beberapa tembakan dengan revolvernya sebelum dijatuhkan dan orang lain terluka dan dirawat di rumah sakit.
Investigasi atas insiden ini saat ini sedang berlangsung untuk menentukan apakah polisi militer dapat mencegah kematian ayah yang marah itu.
Advertisement