Liputan6.com, Kyiv - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk pertama kalinya mengakui bahwa militernya tengah melancarkan serangan lintas batas di wilayah Kursk, Rusia bagian barat.
Dalam pidato videonya pada Sabtu (10/8/2024) malam, Zelenskyy mengatakan bahwa militer Ukraina tengah melakukan perang ke wilayah agresor.
Baca Juga
Kyiv melancarkan serangan mendadaknya dengan cepat maju lebih dari 10 km (enam mil) di dalam wilayah Rusia -- serangan terdalam sejak Moskow memulai invasi skala penuh ke Ukraina pada Februari 2022.
Advertisement
Di Ukraina, ibu kota Kyiv dan beberapa wilayah lain diserang pesawat nirawak dan rudal Rusia pada Minggu dini hari, kata pejabat setempat.
Dalam pidatonya, Presiden Zelenskyy mengucapkan terima kasih kepada para pejuang Ukraina, dan mengatakan bahwa ia telah membahas operasi di Rusia dengan komandan militer tertinggi negara itu Oleksandr Syrskyi.
"Ukraina membuktikan bahwa mereka memang dapat memulihkan keadilan dan memastikan tekanan yang diperlukan terhadap agresor," tambahnya.
Rusia sejauh ini berjuang keras untuk menghentikan laju Ukraina, dengan lebih dari 76.000 orang dievakuasi dari wilayah Kursk.
Ini berarti otoritas di wilayah Kursk, Belgorod, dan Bryansk dapat membatasi pergerakan orang dan kendaraan serta menggunakan penyadapan telepon di antara tindakan lainnya.
Di Ukraina, seorang pria berusia 35 tahun dan putranya yang berusia empat tahun tewas di wilayah Kyiv ketika pecahan roket jatuh di rumah-rumah penduduk, kata layanan darurat.
Tiga orang lainnya terluka, termasuk seorang anak berusia 13 tahun.
Wali Kota Kyiv Vitaliy Klitschko mengunggah di Telegram pada Minggu (11/8) pagi bahwa unit pertahanan udara beroperasi dan memperingatkan warga sipil untuk tetap berada di tempat perlindungan.
Keadaan Darurat di Kursk Picu Evakuasi 3.000 Warga
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya dan tentara Ukraina terlibat bentrok di wilayah Kursk, Rusia, selama beberapa hari berturut-turut. Pada Kamis (7/8), dilaporkan pertempuran telah berlangsung tiga hari beruntun.
Mengutip VOA Indonesia, Rusia kemudian disebut mengumumkan keadaan darurat "tingkat federal" di wilayah Kursk dan mengirim bala bantuan ke sana pada hari Jumat (9/8). Empat hari setelah ratusan tentara Ukraina menyerbu perbatasan dalam serangan terbesar oleh Ukraina di wilayah Rusia sejak perang dimulai.
Adapun Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa bala bantuan sedang dalam perjalanan ke wilayah Kursk untuk melawan serangan lintas batas pasukan Ukraina yang berani. Rusia mengerahkan sejumlah peluncur roket, senjata artileri derek, tank yang diangkut dengan trailer, dan kendaraan berat beroda rantai, kata kantor berita RIA-Novosti, mengutip Kementerian Pertahanan.
"Situasi operasional di wilayah Kursk masih sulit," kata penjabat gubernur Kursk Alexei Smirnov di Telegram.
Petugas layanan sosial dan asosiasi sipil memberikan bantuan kepada warga yang terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat pertempuran, kata Alexei Smirnov. Jumlah warga Kursk yang dievakuasi menurut catatan terakhir, mencapai 3.000 orang.
Sementara itu, pihak berwenang mengatakan sedikitnya 10 orang dan 35 lainnya terluka akibat serangan rudal yang diluncurkan pesawat Rusia, menghantam pusat perbelanjaan di Donetsk, Ukraina pada siang hari.
Pusat perbelanjaan tersebut terletak di kawasan permukiman di Kostiantynivka, wilayah Donetsk, Ukraina timur. Asap hitam pekat mengepul di atasnya setelah serangan itu.
"Ini adalah serangan terarah lainnya di tempat ramai, aksi teror lain oleh Rusia," kata kepala wilayah Donetsk Vadym Filashkin dalam sebuah posting di Telegram.
Advertisement
Serangan Kejutan Ukraina
Hanya sedikit informasi yang dapat diandalkan tentang operasi kejutan oleh Ukraina itu, yang tujuan strategisnya tidak jelas. Pejabat Ukraina menolak berkomentar secara khusus tentang serangan yang berlangsung sekitar 500 kilometer di barat daya Moskow tersebut.
Namun seorang penasihat utama Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan hari Kamis (7/8) bahwa serangan wilayah perbatasan ini akan menyebabkan Rusia "mulai menyadari bahwa perang perlahan-lahan merayap ke dalam wilayah Rusia." Myhailo Podolyak juga menyarankan bahwa operasi lintas batas itu akan memperbaiki posisi Kyiv, jika terjadi perundingan (damai) dengan Moskow.
Serangan itu terjadi saat tentara Ukraina bekerja keras untuk menahan gempuran intensif Rusia di posisi-posisi garis depan di Ukraina timur, terutama di wilayah Donetsk. Presiden Rusia Vladimir Putin telah menegaskan bahwa ia ingin merebut bagian-bagian Donetsk lainnya yang belum dikuasai oleh pasukan Kremlin.
Sementara, Rusia juga mengumumkan keadaan darurat tingkat federal jika di wilayahnya ada lebih dari 500 korban atau kerusakan melebihi 500 juta rubel (sekitar USD 6 juta).