Sukses

Berapa Jumlah Galaksi di Alam Semesta? Ini Jawabannya

Hampir semua galaksi lahir setelah alam semesta tercipta, galaksi-galaksi tersebut tersebar di seluruh ruang angkasa. Bentuk galaksi berbeda satu sama lain, dengan variasi yang dihasilkan dari cara sistem terbentuk dan kemudian berevolusi.

Liputan6.com, Jakarta - Galaksi adalah merupakan sistem bintang yang membentuk alam semesta. Galaksi terdiri dari bintang, planet, serta awan gas dan debu yang sangat besar, semuanya terikat oleh gravitasi.

Hampir semua galaksi lahir setelah alam semesta tercipta, galaksi-galaksi tersebut tersebar di seluruh ruang angkasa. Bentuk galaksi berbeda satu sama lain, dengan variasi yang dihasilkan dari cara sistem terbentuk dan kemudian berevolusi.

Dikutip dari laman NASA pada Senin (12/08/2024), sebagian besar galaksi besar memiliki lubang hitam supermasif di pusatnya. Beberapa di antaranya berukuran miliaran kali massa Matahari.

Sebagian besar galaksi berusia antara 10 hingga 13,6 miliar tahun. Beberapa diantaranya hampir sama tuanya dengan alam semesta yang terbentuk sekitar 13,8 miliar tahun lalu.

Para astronom memperkirakan galaksi termuda yang diketahui terbentuk sekitar 500 juta tahun yang lalu. Lalu, berapa jumlah galaksi di alam semesta?

Melansir laman Space pada Senin (12/08/2024), kisaran jumlah galaksi di alam semesta adalah antara 100 hingga 200 miliar galaksi. Teleskop Luar Angkasa Hubble telah berhasil dalam penghitungan dan estimasi mengenai jumlah galaksi di alam semesta.

Pada 1995, para astronom mengarahkan teleskop ke wilayah yang tampak kosong di Ursa Major, dan mengumpulkan observasi selama 10 hari. Hasilnya adalah sekitar 3.000 galaksi redup dalam satu bingkai, dengan tingkat keredupan sebesar 30 skala Richter.

Ketika teleskop Hubble menerima peningkatan pada instrumennya, para astronom mengulangi percobaan tersebut beberapa kali. Secara keseluruhan, Hubble mengungkap sekitar 100 miliar galaksi di alam semesta.

Namun jumlah ini diprediksi akan meningkat menjadi sekitar 200 miliar seiring dengan kemajuan teknologi teleskop di luar angkasa. Namun apapun instrumen yang digunakan, metode memperkirakan jumlah galaksi tetap sama.

Perkiraan terbaru yang berasal dari perkiraan berdasarkan konversi 3D gambar dari Teleskop Luar Angkasa Hubble dan model matematika baru menunjukkan bahwa mungkin terdapat dua triliun galaksi di alam semesta yang dapat diamati. Namun, jumlah dua triliun galaksi merupakan perkiraan.

Di mana para ilmuwan mempelajari bagian-bagian kecil dari alam semesta dan menghitung galaksi-galaksi dalam pecahan tersebut. Secara teoritis, jumlah galaksi mungkin tak terhingga, karena ukuran alam semesta itu sendiri juga tak terhingga.

 

2 dari 2 halaman

Galaksi Tertua dan Termuda

Galaksi GLASS-z13 adalah salah satu galaksi yang sangat jauh dan sangat tua yang ditemukan oleh Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST). Nama GLASS merujuk pada "Grism Lens-Amplified Survey from Space," sebuah survei yang bertujuan untuk mempelajari galaksi-galaksi awal di alam semesta.

GLASS-z13 berada pada jarak sekitar 13,4 miliar tahun cahaya dari bumi. Artinya, cahaya yang kita lihat dari galaksi ini telah melakukan perjalanan selama sekitar 13,4 miliar tahun untuk sampai ke kita.

Hal ini membuat GLASS-z13 salah satu galaksi yang paling awal dan paling jauh yang pernah ditemukan. GLASS-z13 berada pada masa awal alam semesta, hanya beberapa ratus juta tahun setelah Big Bang.

Sementara itu, JADES-GS-z14-0 menjadi galaksi termuda hingga saat ini. Galaksi yang ditemukan Teleskop Luar Angkasa James Webb diperkirakan kurang dari 300 juta tahun setelah Big Bang.

Pada Januari 2024, instrumen NIRSpec di Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) mengamati galaksi JADES-GS-z14-0 selama hampir sepuluh jam. Spektrum yang dihasilkan menunjukkan bukti tak terbantahkan bahwa galaksi ini berada pada redshift 14.32.

Hal ini berarti bahwa cahaya dari galaksi ini telah menempuh perjalanan lebih dari 13,4 miliar tahun untuk mencapai kita. JADES-GS-z14-0 ditemukan memiliki diameter lebih dari 1.600 tahun cahaya.

Cahaya yang kita lihat sebagian besar berasal dari bintang-bintang muda dan bukan dari emisi di dekat lubang hitam supermasif yang sedang tumbuh. Fenomena ini menunjukkan bahwa galaksi ini terdiri dari banyak bintang muda yang sangat terang.

Penemuan ini juga penting karena menyoroti perbedaan antara sumber cahaya dari bintang muda dan aktivitas lubang hitam.

(Tifani)