Sukses

Alasan Astronaut Cepat Merasa Kenyang saat di Luar Angkasa

Para astronaut menggunakan treadmill dan mesin berat di Stasiun Antariksa Internasional (ISS). Namun di balik itu, ada dugaan bahwa para astronaut juga kehilangan berat badan karena mereka tidak makan dengan cukup.

Liputan6.com, Jakarta - Sudah menjadi rahasia umum bahwa astronaut mengalami penurunan berat badan saat berada di luar angkasa. Kebanyakan orang mengetahui bahwa hal ini disebabkan oleh hilangnya gravitasi, ternyata bukan hanya gravitasi yang menjadi penyebabnya.

Melansir laporan IFL Science pada Senin (12/08/2024), tidak adanya gravitasi di luar angkasa memang membuat para astronaut kehilangan massa tulang dan otot. Namun, hal ini dapat diatasi dengan berolahraga secara teratur selama sekitar dua jam per harinya.

Para astronaut menggunakan treadmill dan mesin berat di Stasiun Antariksa Internasional (ISS). Namun di balik itu, ada dugaan bahwa para astronaut juga kehilangan berat badan karena mereka tidak makan dengan cukup.

Hal ini terjadi bukan karena pasokan makanan yang kurang, melainkan karena makanan yang para astronaut makan melayang-layang di dalam tubuh mereka. Di Bumi, gravitasi membantu mendorong makanan ke bawah melalui saluran pencernaan.

Namun, di lingkungan gravitasi mikro, seperti di Stasiun Antariksa Internasional (ISS), makanan tidak bergerak dengan cara yang sama. Makanan dan cairan di dalam tubuh dapat melayang-layang yang dapat memengaruhi cara tubuh memproses dan mengolah makanan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tanpa Gravitasi

Para ilmuwan NASA telah mengidentifikasi bahwa dalam kondisi tanpa gravitasi, lambung tidak mengalami tekanan yang sama seperti saat di Bumi. Kondisi ini dapat menyebabkan lambung mengembang lebih besar dari biasanya, mengirim sinyal ke otak bahwa sudah cukup makan.

Akibatnya, astronaut mungkin merasa kenyang lebih cepat daripada yang mereka rasakan di Bumi. Oleh karena itu, seringkali astronaut berhenti makan sebelum mencapai jumlah gizi yang diperlukan karena mereka telah merasa kenyang.

Makanan yang dikonsumsi di luar angkasa juga berbeda dengan makanan di Bumi. Makanan astronaut harus dirancang agar dapat bertahan dalam kondisi luar angkasa dan mudah disiapkan serta dikonsumsi dalam lingkungan mikrogravitasi.

Makanan tersebut seringkali berupa makanan kemasan, dehidrasi, atau beku-kering yang harus dipersiapkan dengan air panas. Proses persiapan dan konsumsinya mungkin tidak seberapa memuaskan secara psikologis dibandingkan dengan makanan segar yang dikonsumsi di Bumi.

Perpaduan tidak makan cukup, kehilangan massa tulang dan otot dan gangguan psikologis semakin memicu berkurangnya berat badan para astronaut ketika sedang berada di luar angkasa.

(Tifani)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini