Sukses

Olimpiade Paris 2024 Jadi Katalisator Pertumbuhan Ekonomi Prancis

Sektor pariwisata Prancis mengalami peningkatan selama perhelatan Olimpiade Paris 2024.

Liputan6.com, Paris - Olimpiade Paris 2024 yang berakhir pada Minggu (11/8/2024) telah memberikan dorongan signifikan bagi ekonomi Prancis karena peningkatan jumlah pengunjung untuk bisnis pariwisata seperti hotel, bar, restoran, dan museum.

Hal ini diungkapkan oleh Menteri Pariwisata Prancis Olivia Gregoire.

Ekonomi terbesar kedua Eropa ini telah mengandalkan Olimpiade untuk memperkuat pertumbuhan ekonominya yang lamban, di mana diperkirakan terjadi peningkatan 0,3 poin persentase dari penjualan tiket dan hak siar TV serta dari lebih banyak pariwisata.

Gregoire mengatakan kepada surat kabar Prancis La Tribune Dimanche dalam wawancara yang dipublikasikan pada hari Minggu (11/8) bahwa jumlah orang yang menginap di hotel di kota-kota Prancis yang menjadi tuan rumah acara Olimpiade telah meningkat 16 persen.

Ia mengatakan, jumlah orang yang mengunjungi museum Paris dan pengunjung restoran dan bar ibu kota juga telah meningkat rata-rata 25 persen.

Bank AS -- salah satu sponsor korporat Olimpiade Paris -- juga mengatakan bahwa awal bulan ini data transaksi kartu kreditnya menunjukkan usaha kecil di Paris mendapat manfaat dari peningkatan penjualan.

Sementara, Bank of France juga mengatakan bahwa ekonomi negara itu mengalami pertumbuhan setidaknya 0,35 persen pada kuartal ketiga, yang didorong oleh penyelenggaraan olimpiade.

Meskipun dampak jangka pendek Olimpiade terhadap ekonomi Prancis jelas terlihat, efek jangka panjangnya masih harus dianalisa. Namun, peningkatan pariwisata, penjualan ritel, dan aktivitas bisnis selama ajang olahraga terbesar di dunia ini telah memberikan suntikan yang dibutuhkan bagi ekonomi negara tersebut di tengah pertumbuhan yang lamban.

Olimpiade Paris 2024 telah terbukti menjadi katalisator yang berharga bagi pemulihan ekonomi Prancis.

2 dari 3 halaman

Perkiraan Biaya Penyelenggaraan Olimpiade Paris 2024

Prancis pertama kali menjadi tuan rumah olimpiade pada tahun 1900, lalu tahun 1924, dan sekarang tahun 2024. 

Mengutip kanal Bisnis Liputan6.com, gelaran Olimpiade di Paris tahun ini diperkirakan menelan biaya senilai USD 8,2 miliar atau Rp.132,5 triliun.

Namun, sejumlah laporan media lain memperkirakan total biaya Olimpiade di Paris mencapai USD 10 miliar atau Rp.161,7 triliun.

Meski begitu, angka tersebut sebenarnya lebih kecil dibandingkan Olimpiade Musim Panas tahun-tahun sebelumnya.

Setelah menyesuaikan angka inflasi, MarketWatch melaporkan pada tahun 2021 bahwa Tokyo 2020 adalah Olimpiade Musim Panas termahal, dengan biaya sekitar USD 20 miliar (Rp.323,5 triliun), diikuti oleh London 2012 sebesar USD 17,1 miliar (Rp.276,6 triliun) dan Rio de Janeiro 2016 sebesar USD 15,6 miliar (Rp.252,3 triliun).

Kemudian, biaya sebesar USD 3,2 miliar (Rp.51,7 triliun) didedikasikan untuk investasi infrastruktur, menurut WalletHub. 

Biaya itu termasuk dua stadion baru yang dibangun untuk Olimpiade: Olympics Aquatics Center dan Adidas Arena.

Olympics Aquatics Center menghabiskan biaya pembangunan sebesar USD 204 juta (Rp.3,3 triliun), menurut laporan SwimSwam, dan dapat menampung 6.000 orang. Tempat tersebut akan menjadi tuan rumah penyelaman, renang tersinkronisasi, dan beberapa acara polo air.

Sementara itu, Associated Press melaporkan Adidas Arena menghabiskan biaya pembangunan senilai USD 150 juta (Rp.2,4 triliun) dan dapat menampung hingga 9.000 penonton untuk acara bulu tangkis, senam ritmik, dan angkat besi.

 

3 dari 3 halaman

Biaya Pembangunan Venue Upacara Penutupan

Adapun pembangunan Stade de France, yang menjadi tuan rumah beberapa kompetisi atletik dan upacara penutupan, bernilai USD 705 juta atau Rp11,4 triliun.

Pada tahun 2023, surat kabar Prancis Le Monde melaporkan bahwa pemerintah Prancis memperkirakan stadion tersebut bernilai 647 juta euro pada tahun 2021, yaitu sekitar YSD 705 juta saat ini.

Olympics.com melaporkan bahwa stadion terbesar di negara itu, Stade de France, awalnya dibangun untuk Piala Dunia FIFA 1998 dan memiliki kapasitas 80.000 penonton.

Sejak itu, tempat ini menjadi tuan rumah beberapa kejuaraan olahraga besar, seperti Euro 2016 dan Piala Dunia Rugbi 2007 dan 2023, serta konser artis-artis besar seperti Beyoncé dan Céline Dion.

Â