Sukses

PM Jepang Bakal Mundur Bulan September, Ada Apa?

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan ia akan mengundurkan diri bulan depan, tidak akan mencalonkan diri lagi.

Liputan6.com, Tokyo - Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida mengatakan ia akan mengundurkan diri bulan depan, dan tidak akan mencalonkan diri lagi.

Laporan CNN yang dikutip Rabu (14/8/2024) menyebut PM Jepang Fumio Kishida mengumumkan bahwa ia akan mengundurkan diri bulan depan, September, dan tidak akan mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua sebagai pemimpin Liberal Democratic Party/LDP (Partai Demokrat Liberal) yang telah lama berkuasa, menyusul serangkaian skandal politik yang memicu seruan agar ia mengundurkan diri.

Dalam konferensi pers pada hari Rabu, PM Fumio Kishida mengatakan bahwa LDP perlu ditampilkan sebagai "partai yang berubah."

"Pemilihan umum yang transparan dan terbuka serta debat yang bebas dan bersemangat lebih penting dari sebelumnya. Langkah pertama yang paling jelas, untuk menunjukkan bahwa LDP akan berubah, adalah bagi saya untuk mengundurkan diri," katanya.

"Saya telah membuat keputusan yang berat dengan keinginan yang kuat untuk bergerak maju dengan reformasi politik, karena kepercayaan rakyatlah yang membuat politik berjalan."

LDP, yang telah memegang kekuasaan hampir terus-menerus sejak didirikan pada tahun 1955, dalam beberapa bulan terakhir telah terlibat dalam salah satu skandal politik terbesar di Jepang dalam beberapa dekade.

Dua faksi paling berpengaruh di LDP dituduh gagal melaporkan pendapatan dan pengeluaran mereka dengan benar dan, dalam beberapa kasus, diduga mengalihkan dana politik ke anggota parlemen sebagai suap.

Skandal yang melibatkan beberapa pejabat tinggi kian disorot, dengan beberapa dituduh terlibat dalam pelanggaran hukum pemilu atau komentar masa lalu yang menyinggung kaum minoritas.

 

 

2 dari 3 halaman

Upaya PM Kishida Perbaiki Pemerintahan

PM Kishida telah mencoba menahan kerusakan, mengganti beberapa menteri kabinet tahun lalu. Namun, hal itu tidak banyak membantu memulihkan dukungan publik; satu survei oleh surat kabar Mainichi Shimbun menunjukkan ketidaksetujuan publik terhadap kabinet mencapai rekor tertinggi, yaitu sebesar 79%.

Beberapa responden yang melaporkan persetujuan rendah terhadap Kishida dan LDP juga menunjukkan hubungan dekat partai tersebut dengan kelompok agama Gereja Unifikasi, yang terungkap setelah pembunuhan mantan Perdana Menteri Shinzo Abe pada tahun 2022.

PM Kishida mulai menjabat pada Oktober 2021, menggantikan Yoshihide Suga – yang menduduki jabatan tersebut selama setahun setelah Abe mengundurkan diri karena sakit pada tahun 2020.

Selama hampir tiga tahun menjabat, Kishida telah berjanji untuk mengambil langkah-langkah antikorupsi dan melembagakan reformasi partai, termasuk membubarkan faksi-faksi dan mengambil tindakan disipliner terhadap anggota parlemen yang korup.

Kekhawatiran tentang ekonomi Jepang, termasuk melemahnya yen terhadap dolar AS, juga telah merusak kepercayaan terhadap kebijakan ekonomi Kishida.

Dia sebelumnya membantah akan mengundurkan diri sebagai pemimpin partai meskipun ada kritik publik dan peringkat yang menurun.

3 dari 3 halaman

Keputusan PM Kishida Mundur Sebulan Sebelum Pemilihan Pemimpin Partai LDP

 

Keputusannya untuk mengundurkan diri muncul sebulan sebelum pemilihan partai LDP dijadwalkan, dengan tanggal pada bulan September belum diumumkan.

Penggantinya akan ditugaskan untuk memimpin ekonomi terbesar keempat di dunia pada saat biaya hidup meningkat, yang diperburuk oleh yen yang lemah.

Jepang telah menjadi pusat pembangunan aliansi Presiden AS Joe Biden di kawasan Asia-Pasifik. Para pejabat Amerika telah melihat Kishida sebagai mitra yang bersedia, yang telah mengubah postur pertahanan negara secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir dan memberikan dukungan berkelanjutan kepada Ukraina di tengah invasi Rusia ke negara tetangganya.

Adapun pada bulan April, Biden menjamu Kishida untuk kunjungan kenegaraan, dengan pemimpin Jepang tersebut berpidato di hadapan sidang gabungan Kongres dan memuji hubungan bilateral mereka.

PM Kishida bekerja sama dengan Biden untuk menulis "babak pertama dari era baru dalam hubungan AS-Jepang," kata Duta Besar AS untuk Jepang Rahm Emanuel kepada CNN.

"Mereka meletakkan dasar bagi masa depan kerja sama bilateral di semua bidang, termasuk sisi diplomatik, keamanan, ekonomi, dan politik, yang membangun jaringan kerja visi strategis Indo-Pasifik."