Liputan6.com, Gaza - Lebih dari 40.000 warga Palestina tewas dalam operasi militer Israel di Jalur Gaza. Hal tersebut disampaikan otoritas kesehatan wilayah kantong itu pada hari Kamis (15/8/2024).
Serangan Israel juga telah melukai 92.401 orang dan membuat lebih dari 85 persen penduduk Jalur Gaza -dari 23 juta- mengungsi berkali-kali. Demikian seperti dilansir kantor berita AP, Kamis (16/8).
Baca Juga
Pengumuman ini muncul di tengah desakan dari mediator internasional untuk melakukan gencatan atas perang, yang kini telah berlangsung selama 11 bulan.
Advertisement
Perang terbaru di Jalur Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023 setelah militan yang dipimpin Hamas menyerang Israel selatan. Peristiwa itu diklaim menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyebabkan sekitar 250 orang disandera di Jalur Gaza.
Israel mengatakan 111 tawanan belum dibebaskan, termasuk 39 jenazah sandera. Para sandera termasuk 15 perempuan dan dua anak di bawah usia 5 tahun.
Di Jalur Gaza, otoritas kesehatan berjuang keras mengidentifikasi korban tewas secara menyeluruh saat jenazah berdatangan ke rumah sakit dan kamar mayat kewalahan.
Dalam laporan terperinci terbarunya tentang korban tewas, otoritas kesehatan Jalur Gaza mengonfirmasi 40.005 orang tewas. Jumlah korban sebenarnya diyakini lebih dari itu, mengingat banyak jenazah masih terkubur di bawah reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel.
Serangan udara dan darat Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober disebut telah menjadi salah satu operasi militer paling dahsyat dalam sejarah terkini.
Israel mengatakan pihaknya bertujuan melenyapkan Hamas, yang mereka salahkan atas kematian warga sipil. Mereka menuduh kelompok itu beroperasi di wilayah sipil dan telah membangun jaringan terowongan yang luas di bawahnya.
Krisis Kemanusiaan
Pertempuran dilaporkan juga menewaskan 329 tentara Israel. Militer Israel sendiri mengklaim bahwa lebih dari 17.000 anggota Hamas termasuk di antara mereka yang tewas di Jalur Gaza, namun mereka tidak memberikan bukti.
Serangan Israel ke Jalur Gaza telah menciptakan krisis kemanusiaan besar-besaran. Menurut laporan terbaru oleh otoritas terkemuka dalam mengukur kelaparan, seluruh wilayah itu berisiko tinggi mengalami kelaparan dan lebih dari 495.000 orang — lebih dari seperlima populasi — diperkirakan akan mengalami tingkat kelaparan paling parah dalam beberapa bulan mendatang.
Selain itu, sistem sanitasi Jalur Gaza hancur, meninggalkan genangan air limbah dan tumpukan sampah di kamp-kamp pengungsian. Mengabaikan hak asasi warga Jalur Gaza akan kehidupan yang manusiawi.
Konflik telah memicu kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas, di mana kelompok militan Hizbullah dan militer Israel saling tembak hampir setiap hari di perbatasan negara mereka.
Lebih dari 500 orang tewas di pihak Lebanon, termasuk sekitar 350 anggota Hizbullah dan 50 anggota dari kelompok militan lainnya, sedangkan sisanya adalah warga sipil. Di Israel, 22 tentara dan 24 warga sipil tercatat tewas.
Advertisement