Liputan6.com, Bangkok - Paetongtarn Shinawatra adalah anak bungsu dari tiga bersaudara yang lahir dari pasangan Thaksin dan istrinya saat itu, Potjaman Damapong.
Ia tumbuh di Bangkok, bersekolah di sekolah swasta di pusat kota. Dia mulai terjun ke dunia politik sejak usia muda, dan sudah berencana mengikuti jejak ayahnya ketika dia menjadi menteri luar negeri, dikutip dari laman theguardian, Jumat (16/8/2024).
Ayahnya yang bernama Thaksin adalah mantan polisi dan taipan telekomunikasi, memiliki banyak pengikut setia, terutama di kalangan pemilih yang tinggal di desa, setelah ia memperkenalkan kebijakan seperti layanan kesehatan yang terjangkau.
Advertisement
Namun, ia sangat ditentang oleh elit Bangkok, Thailand yang menuduhnya melakukan penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi.
Kini, Paetongtarn menjadi anggota keempat keluarga Shinawatra yang menjadi perdana menteri. Kakak ipar Thaksin, Somchai Wongsawat, pernah menjabat sebagai perdana menteri selama 2008, dan saudara perempuannya Yingluck Shinawatra menjabat sebagai perdana menteri dari 2011 hingga 2014. Keduanya dipaksa turun jabatan oleh putusan pengadilan.
Paetongtarn masih menjadi seorang mahasiswa ketika tank-tank menyerbu jalan dan ayahnya digulingkan dari kekuasaan.
Pendidikan di Thailand dan Inggris
Saat kuliah di Universitas Chulalongkorn di Bangkok, ia kemudian mengatakan bahwa ia dimusuhi oleh teman-temannya yang menentang keras ayahnya.
Ia pindah ke Inggris untuk mengambil gelar master di bidang manajemen hotel internasional di Universitas Surrey, dan kemudian bekerja di kerajaan bisnis keluarga tersebut.
Thaksin meninggalkan Thailand karena ia menghadapi kasus-kasus kriminal yang terkait dengan masa jabatannya. Ia telah berulang kali mengatakan bahwa ia akan kembali, dan baru-baru ini menyatakan bahwa ia siap menjalani hukuman penjara.
Paetongtarn sebelumnya membantah bahwa, jika berkuasa, ia akan membantu memfasilitasi kepulangannya.
Meskipun Paetongtarn menjadi perdana menteri termuda Thailand, tidak jelas berapa banyak dukungan yang akan diterimanya dari para pemilih muda.
Pada tahun 2020, generasi muda turun ke jalan untuk menuntut reformasi terhadap monarki yang kuat di negara itu dan hukum penghinaan terhadap kekuasaan yang ketat -- sebuah subjek yang dihindarinya dengan hati-hati.
Advertisement
Dipilih oleh Parlemen Jadi PM Thailand
Parlemen Thailand memilih Paetongtarn Shinawatra sebagai perdana menteri berikutnya menggantikan Srettha Thavisin yang beberapa waktu lalu dicopot dari jabatannya oleh Mahkamah Konstitusi akibat pelanggaran etika.
Di usia 37 tahun, ia menjadi Perdana Menteri termuda di Thailand dan wanita kedua yang menduduki jabatan tersebut, setelah bibinya Yingluck, dikutip dari BBC, Jumat (16/8/2024).
Proses pemilihannya dilakukan hanya dua hari setelah mantan PM Srettha Thavisin diberhentikan oleh Mahkamah Konstitusi.
Paetongtarn adalah anggota keempat dari klan Shinawatra yang menjadi perdana menteri dalam dua dekade terakhir.
Tiga lainnya, termasuk ayahnya Thaksin dan bibi Yingluck, digulingkan oleh kudeta militer dan putusan pengadilan konstitusi.
Tanggapan Paetongtarn Terhadap Srettha Thavisin
Pengangkatan Paetongtarn dianggap sebagai penanda yang jelas tentang betapa terbatasnya kekuasaan pemerintah terpilih di Thailand.
Pada Kamis (15/8) Paetongtarn mengatakan bahwa ia mengagumi pekerjaan Srettha dan menganggap pemecatannya sangat disayangkan.
"Kami berkumpul di sini hari ini untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa kami bertekad, bersemangat, dan siap untuk memajukan negara ini," katanya kepada wartawan pada Kamis (15/8) di kantor pusat partainya, tempat ia diajukan sebagai kandidat PM Thailand.
Paetongtarn Shinawatra punya riwayat pendidikan yang luar biasa di sekolah-sekolah elit di Thailand dan di universitas di Inggris.
Ia menghabiskan beberapa tahun bekerja di grup hotel Rende milik keluarga Shinawatra, tempat suaminya menjabat sebagai wakil kepala investasi.
Ia bergabung dengan Pheu Thai pada tahun 2021 dan diangkat menjadi pemimpin partai pada bulan Oktober 2023.
Advertisement