Sukses

Studi: Gangguan Pendengaran dan Penglihatan Bisa Tingkatkan Risiko Demensia

Sebuah laporan yang diterbitkan oleh komisi internasional yang berfokus pada masalah tersebut menyebut gangguan penglihatan dan pendengaran bisa perparah demensia.

Liputan6.com, Jakarta - Orang dewasa berusia di atas 65 tahun yang mengalami kehilangan penglihatan memiliki risiko hampir 50 persen lebih tinggi mengalami demensia.

Jika masalah penglihatan tersebut diperbaiki, risiko tersebut akan turun drastis, demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Minggu (18/8/2024).

Hal tersebut berdasarkan laporan yang diterbitkan oleh komisi internasional yang berfokus pada pencegahan demensia, yang menambahkan gangguan penglihatan ke dalam daftar 14 faktor risiko demensia yang dapat dimodifikasi.

Faktor risiko lainnya termasuk merokok, diabetes, isolasi sosial, dan hipertensi.

Para ahli mengatakan, gangguan penglihatan bukanlah hal yang mengejutkan, terutama mengingat gangguan sensorik lainnya, yaitu kehilangan pendengaran, telah dikaitkan dengan demensia dan juga ada dalam daftar tersebut.

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diketahui tentang bagaimana gangguan penglihatan dan pendengaran dapat meningkatkan risiko demensia dan apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya?

Bagaimana Masalah Penglihatan dan Pendengaran Bisa Sebabkan Demensia

Orang yang mengalami masalah sensorik punya kekurangan yaitu, lemahnya rangsangan pada bagian atrofi, kata Gill Livingston, seorang profesor psikiatri di University College London, yang memimpin komisi pencegahan demensia.

Area otak yang memproses informasi pendengaran berada dekat dengan area yang paling terpengaruh oleh penyakit Alzheimer.

"Karena aktivasi area otak tertentu berkurang, tingkat atrofi di sana akan lebih cepat," kata Dr. Frank Lin, seorang profesor otolaringologi di Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins.

"Hal akan berdampak pada efek berjenjang pada area fungsi dan struktur otak lainnya."

2 dari 3 halaman

Kecenderungan Orang Demensia yang Biasanya Menarik Diri

Selain itu, orang yang mengalami kehilangan sensorik di masa dewasa cenderung menarik diri dan tidak terlalu terlibat dalam kegiatan sosial.

Ada bukti yang menunjukkan bahwa kesepian dapat mengubah otak seseorang secara fisik, dan itu merupakan faktor risiko yang diketahui untuk demensia.

"Kehilangan penglihatan membuat Anda tidak dapat pergi ke pesta," kata Natalie Phillips, seorang profesor psikologi di Universitas Concordia di Montreal.

"Kehilangan pendengaran berarti Anda pergi ke pesta tetapi Anda duduk di sudut dan tidak berbicara dengan siapa pun."

Kehilangan pendengaran dan penglihatan juga dapat mempercepat gejala pada orang yang berada pada tahap awal demensia.

Dibutuhkan lebih banyak kekuatan otak untuk memahami penglihatan kabur atau suara yang tidak jelas, sehingga lebih sedikit sumber daya yang tersisa untuk memori dan kognisi sehari-hari.

Hal itu dapat menyebabkan gejala demensia muncul lebih cepat jika mereka sudah mengalami gangguan tersebut, kata Dr. Livingston.

3 dari 3 halaman

Langkah Pertama Jika Muncul Gejala

Langkah pertama untuk mengatasi masalah tersebut adalah menjalani tes.

Untuk mengevaluasi kesehatan mata, jadwalkan janji temu dengan dokter mata dan lakukan pemeriksaan mata dengan pembesaran bola mata setahun sekali, demikian saran dokter.

Untuk tes pendengaran, Anda dapat menemui ahli audiologi atau spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan.

Atau jika Anda ingin melakukannya di rumah, dokter mengatakan bahwa aplikasi tes pendengaran gratis cenderung memberikan hasil yang akurat.

Jika Anda mengalami gangguan pendengaran atau penglihatan, segera atasi sesegera mungkin. Beberapa kondisi mata, seperti katarak, mungkin memerlukan pembedahan, tetapi prosedurnya relatif cepat dan noninvasif.

Mengoreksi gangguan pendengaran bahkan lebih mudah karena alat bantu dengar kini tersedia secara bebas.

Memperbaiki masalah ini tidak hanya akan mengurangi risiko demensia, tetapi juga akan meningkatkan kehidupan sehari-hari Anda.