Sukses

PBB: Malnutrisi Makin Parah di Wilayah yang Dikuasai Pemerintah Yaman

Dalam sebuah laporan PBB, malnutrisi di Yaman makin memburuk akibat efek gabungan dari penyebaran penyakit seperti kolera, campak, kekurangan makanan bergizi hingga kurangnya air minum.

Liputan6.com, Sanaa - Pakar Keamanan Pangan PBB dalam laporan terbarunya mengatakan, malnutrisi akut meningkat pesat di wilayah Yaman yang dikuasai pemerintah, dengan kasus paling kritis terjadi di sepanjang wilayah pesisir Laut Merah.

Perang antara pemerintah yang didukung Saudi dan milisi Houthi yang bersekutu dengan Iran menemui jalan buntu selama bertahun-tahun.

Akibatnya, terjadi keruntuhan ekonomi di Yaman -- negara yang sangat miskin dan salah satu negara krisis kemanusiaan terburuk di dunia, dikutip dari Japan Today, Rabu (21/8/2024).

Dalam sebuah laporan, Kelompok Teknis Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC) PBB di Yaman mengatakan, malnutrisi telah memburuk akibat efek gabungan dari penyebaran penyakit seperti kolera, campak, kekurangan makanan bergizi, kurangnya air minum, dan penurunan ekonomi yang lebih luas.

Jumlah anak-anak di Yaman yang berusia di bawah lima tahun yang menderita malnutrisi akut, atau kurus, telah meningkat sebesar 34 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kata laporan itu.

Ini setara dengan sekitar 600.000 anak, termasuk 120.000 yang mengalami kekurangan gizi parah.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sejumlah Laporan Terbaru

Untuk pertama kalinya, tingkat kekurangan gizi akut yang sangat kritis dilaporkan di dataran rendah Hodeidah selatan, termasuk distrik Al Khawkhah dan Hays, yang berbatasan dengan pantai Laut Merah Yaman, serta distrik Al Makha di dataran rendah Taiz antara November 2023 dan Juni 2024.

Laporan tersebut tidak mengatakan apakah ada kematian baru-baru ini akibat kelaparan parah di wilayah yang dikuasai Houthi.

Pasukan Houthi menguasai sebagian besar pusat kota besar Yaman termasuk ibu kota Sanaa sementara pemerintah yang didukung Saudi berpusat di Aden di selatan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.