Sukses

Menlu Retno Marsudi Kunjungi Kamboja, Bahas Kerja Sama Pertahanan hingga Ekonomi

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi melakukan kunjungan ke Phnom Penh bertepatan dengan peringatan hubungan diplomatik ke-65 tahun.

Liputan6.com, Phnom Penh - Peringatan 65 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Kamboja ditandai dengan kunjungan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi ke Phnom Penh. Kunjungan itu diikuti pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Kamboja Sok Chenda Sophea pada Kamis (22/8/2024).

Pertemuan Joint Commission for Bilateral Cooperation (JCBC) itu merupakan yang kelima, sementara pertemuan keempat diadakan di Jakarta pada tahun 2018.

Adapun sejumlah fokus yang dibahas oleh kedua menlu termasuk kerja sama di bidang politik, pertahanan, ekonomi, sosial budaya hingga isu kawasan dan global.

Mengenai kerja sama pertahanan dan keamanan, Menlu Retno mendorong penguatan kemitraan termasuk kerja sama industri pertahanan. Terkait ini, Kamboja mengaku tertarik untuk membeli sejumlah peralatan militer produksi Indonesia seperti helikopter dan senjata ringan.

"Oleh karena itu, saya mengundang pihak Kamboja untuk mengunjungi industri pertahanan Indonesia seperti ke PT PINDAD dan PTDI dan juga berpartisipasi dalam Indo Defence Expo & Forum yang akan diselenggarakan pada November tahun ini," ujar Menlu Retno seperti dikutip dari pernyataan pers, Rabu (21/8).

"Kami juga menyambut baik kunjungan KRI Bima Suci ke Pelabuhan Sihanoukville pada 16-19 Agustus lalu yang menjadi simbol eratnya hubungan kedua Angkatan Laut."

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Prihatin Kasus TPPO Meningkat

Isu kedua yang turut dibahas terkait tindak pidana perdagangan orang (TPPO), khususnya online scamming.

Peningkatan kasus online scamming menjadi perhatian serius kedua negara, di mana KBRI PHnom Penh menangani 842 kasus online scamming yang melibatkan WNI pada tahun 2023.

"Saya sampaikan apresiasi atas dukungan Pemerintah Kamboja kepada Pemerintah Indonesia dalam penanganan kasus-kasus tersebut," ungkap Menlu Retno.

"Dan untuk memperkuat upaya penanggulangan TPPO, di dalam pertemuan saya juga mendorong pembentukan mekanisme bilateral khusus untuk pencegahan TPPO secara lebih efektif."

3 dari 5 halaman

Dorong Penguatan Kerja Sama Ekonomi

Selanjutnya, Menlu Retno juga mendorong penguatan kerja sama ekonomi, melihat nilai perdagangan kedua negara yang terus meningkat.

"Oleh karena itu, kami sepakati untuk mendorong kemitraan business-to-business. Saya juga mengundang para pebisnis Kamboja untuk mengunjungi Pameran Produk dan Jasa “Sousdey Indonesia" bulan September depan yang akan diadakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Phnom Penh," paparnya.

Ia juga menegaskan soal pentingnya kerja sama ketahanan pangan dan investasi di bidang industri pangan dan infrastruktur di Kamboja.

"Untuk itu, saya meminta dukungan Pemerintah Kamboja untuk memfasilitasi perusahaan-perusahaan Indonesia yang ingin berinvestasi ke Kamboja," katanya menambahkan.

Penguatan kerja sama di bidang sosial budaya turut dibahas kedua menlu.

"Di sini saya mendorong finalisasi MoU Kerja Sama Kebudayaan yang akan memperkuat kolaborasi dalam melestarikan benda-benda sejarah dan warisan budaya serta kerja sama museum dan arkeologi," jelasnya.

Terakhir, kerja sama konektivitas.

"Kami sepakat mendorong joint feasibility studies untuk pelayaran langsung dan pembukaan jalur penerbangan langsung untuk destinasi baru," sambung Menlu Retno.

4 dari 5 halaman

Bahas Isu Myanmar hingga Palestina

Menlu Retno dan Menlu Sophea turut membahas isu kawasan dan global, khususnya situasi di Myanmar dan Palestina.

Terkait Myanmar, Indonesia dan Kamboja memiliki keprihatinan yang sama dan mendorong peningkatan bantuan kemanusiaan serta implementasi Lima Poin Konsensus (5PCs) guna mengembalikan perdamaian di Myanmar.

Sementara terkait isu Palestina, kedua menlu sepakat bahwa situasi di Gaza dan Tepi Barat semakin memburuk.

"Saya sampaikan kembali konsistensi posisi Indonesia yang meminta agar gencatan senjata permanen dapat segera tercapai, bantuan kemanusiaan tanpa hambatan dapat dilakukan, dan terwujudnya two-state solution," imbuh Menlu Retno.

 

5 dari 5 halaman

Lakukan Kunjungan Kehormatan ke PM Hun Manet

Selain melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Sophea, Menlu Retno turut melakukan kunjungan kehormatan dengan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet.

Ia menyampaikan salam dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) serta mengatakan bahwa peringatan 65 tahun hubungan diplomatik kedua negara tahun ini merupakan momentum yang baik untuk semakin memperkuat kemitraan kedua negara.

Hasil pertemuan JCBC dengan Menlu Sophe terkait penguatan kerja sama multisektoral juga disampaikannya kepada Hun Manet.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.