Liputan6.com, Jakarta - 141 tahun lalu, Gunung Krakatau meletus pada 27 Agustus 1883 sekitar pukul 10.20 WIB, dengan ledakan terkeras yang terdengar hingga 4.600 km dari pusat letusan.
Saking kerasnya, ledakan terdengar oleh 1/8 penduduk Bumi pada saat itu.
Baca Juga
Mengutip laman resmi ESDM, energi letusan Krakatau pada 26-27 Agustus 1883 diketahui setara dengan sekitar 30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II.
Advertisement
Geolog Inggris yang juga merupakan seorang jurnalis, dalam bukunya "Krakatoa: The Day The World Exploded 27th August 1883" (Winchester, 2003), menuliskan hari itu dunia bagai meledak, bunyi ledakannya terdengar sampai 4.600 km dari pusat letusan bahkan dapat didengar oleh 1/8 penduduk Bumi saat itu.
Winchester menggali dokumen-dokumen lama di Batavia, dan ia menemukan bahwa sebelum erupsi, terjadi sejumlah gejala alam yang tak biasa yakni, perilaku hewan berubah, kuda-kuda mengamuk, gajah sirkus gelisah, ayam tidak bertelur, kera dan burung tak nampak lagi di pepohonan.
Ledakan gunung itu juga tercatat dalam The Guiness Book of Records sebagai ledakan paling hebat yang terekam dalam sejarah.
Â
Catat Indeks Ledakan Terbesar
Ledakan Gunung Krakatau bersama ledakan Gunung Tambora (1815) mencatatkan nilai indeks ledakan volkanik (Volcanic Explosivity Index - VEI) terbesar dalam sejarah modern.
Ledakan Krakatau telah melemparkan batu-batu apung dan abu vulkanik dengan volume 18 kilometer kubik. Semburan abu vulkaniknya mencapai ketinggian 80 km dan mengganggu pencahayaan dan pemanasan bumi dari matahari beberapa waktu.
Batu-batu pijar yang dilontarkannya seketika menjadi batu-batu apung dan jatuh di mana-mana, di antara Pulau Jawa dan Sumatra lalu hanyut terbawa arus laut ke Sri Lanka, India, Pakistan, Australia hingga ke Selandia Baru.
Â
Advertisement
Jumlah Korban Tewas Mencapai Lebih dari 36 Ribu Jiwa
Ledakan tersebut, menghancurkan habis Gunung Danan dan Gunung Perbuwatan, dua gunung di kompleks Krakatau serta sebagian Gunung Rakata yang setengah kerucutnya lenyap. Ledakan ini telah membuat cekungan kaldera di bawah laut Selat Sunda selebar 7 km dan sedalam 250 meter.
Material ledakan yang dihempaskan dan jatuh ke laut juga sebagian tubuh gunung yang runtuh longsor ke dalam laut telah memicu terjadinya gelombang tsunami setinggi 40 meter dan menghancurkan desa-desa dan apa saja yang berada di pantai hingga ke Batavia dan Cilamaya di Karawang.
Tercatat jumlah korban yang tewas akibat gelombang tsunami tersebut mencapai 36.417 orang berasal dari 295 kampung di sekitar Selat Sunda.
Anak Gunung Krakatau Masih Aktif
Gelombang tsunami yang ditimbulkan bahkan merambat hingga ke pantai Hawaii, pantai barat Amerika Tengah dan Semenanjung Arab yang jauhnya 7 ribu kilometer, tulis Simon Winchester (2003) di bukunya yang menggambarkan kedahsyatan tsunami yang ditimbulkan akibat letusan Gunung Krakatau.
Gunung Krakatau masih ada, anaknya yang lahir 1927 saat ini masih terus aktif meletus-letus, dan lima tahun yang lalu ia meruntuhkan sebagian tubuhnya, longsor ke dalam laut, dan menimbulkan tsunami ke pantai Banten dan Lampung merenggut sekitar 450 korban tewas.Â
Advertisement