Sukses

28 Agustus 1941: Pembantaian Massal 23.000 Orang Yahudi Hungaria di Ukraina oleh Polisi Nazi

Mereka (orang Yahudi Hungaria) yang tidak mati karena tembakan peluru para gestapo (polisi Nazi) di Ukraina, dikubur hidup-hidup di bawah beban mayat-mayat yang menumpuk di atas mereka.

Liputan6.com, Brest-Litovsk - Sejarah kelam tercatat hari ini 83 tahun yang lalu di Ukraina: pembantaian massal. Antara 26 Agustus dan 28 Agustus 1941, lebih dari 23.000 orang Yahudi Hungaria dibunuh oleh Gestapo di Ukraina yang diduduki.

Gestapo singkatan dari Geheime Staatspolizei adalah polisi rahasia resmi Nazi Jerman. Awalnya Gestapo merupakan Polisi Rahasia Prusia dan dipimpin oleh Rudolf Diels.

Kala itu, invasi Jerman ke Uni Soviet telah mencapai titik serangan udara massal di Moskow dan pendudukan sebagian wilayah Ukraina.

Pada 26 Agustus, mengutip History.com, Hitler diketahui mengundang Benito Mussolini ke Brest-Litovsk, untuk memamerkan penghancuran benteng kota oleh Jerman. Ironi besarnya adalah bahwa orang Ukraina pada awalnya memandang Jerman sebagai pembebas dari penindas Soviet mereka dan sekutu dalam perjuangan kemerdekaan. Namun, pada awal Juli, Jerman menangkap orang Ukraina yang melakukan agitasi dan mengorganisasi pemerintahan negara sementara dengan tujuan otonomi dan menjebloskan mereka ke kamp konsentrasi.

Jerman juga mulai membagi-bagi negara itu, membagikan sebagian wilayah ke Polandia (yang sudah diduduki Jerman) dan Rumania.

Kendati demikian, kengerian yang sesungguhnya hanya ditujukan kepada orang Yahudi di wilayah tersebut. Puluhan ribu orang Yahudi Hungaria telah diusir dari negara itu dan bermigrasi ke Ukraina.

Pihak berwenang Jerman mencoba mengirim mereka kembali, tetapi Hungaria tidak mau menerima mereka.

Jenderal Partai SS Franz Jaeckeln berjanji untuk menangani masuknya pengungsi dengan "pemusnahan total orang-orang Yahudi tersebut paling lambat tanggal 1 September." Ia bekerja lebih cepat dari yang dijanjikan. Pada tanggal 28 Agustus, ia mengerahkan lebih dari 23.000 orang Yahudi Hungaria untuk mengebom kawah-kawah di Kamenets Podolsk, memerintahkan mereka untuk menanggalkan pakaian, dan menembaki mereka dengan senapan mesin.

Mereka yang tidak mati karena tembakan peluru dikubur hidup-hidup di bawah beban mayat-mayat yang menumpuk di atas mereka.

Secara keseluruhan, lebih dari 600.000 orang Yahudi telah dibunuh di Ukraina pada akhir perang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.