Liputan6.com, Manila - Sejumlah kapal Tiongkok memblokir kapal patroli Filipina yang sedang melakukan misi di zona ekonomi eksklusif di Laut China Selatan pada Senin (26/8/2024).
Ini merupakan konfrontasi terbaru di perairan yang disengketakan tersebut, dikutip dari laman Bangkok Post, Rabu (28/8).
Baca Juga
Reporter dari beberapa organisasi berita dalam dan luar negeri, termasuk Kyodo News, berada di atas kapal Penjaga Pantai Filipina yang mengawal misi tersebut.
Advertisement
Mereka menyaksikan kapal-kapal Tiongkok mendekat dan mengepung dua kapal patroli Filipina yang menuju ke Beting Sabina, salah satu titik utama di perairan yang disengketakan.
Penjaga pantai Tiongkok mengatakan, telah mengambil "tindakan pengendalian" terhadap dua kapal Filipina yang secara ilegal menyusup ke perairan di lepas beting tersebut.
Gangguan oleh kapal-kapal tersebut terjadi pada Senin, menurut Penjaga Pantai Filipina. Hal itu menyusul insiden hari sebelumnya di mana kapal-kapal Tiongkok menabrak kapal badan perikanan Filipina yang sedang menuju beting tersebut, menembakkan meriam air, dan merusak mesinnya.
Kedua belah pihak telah mengeluarkan pernyataan yang menyalahkan satu sama lain setelah insiden tersebut.
Sejak April, Filipina telah mengerahkan kapal penjaga pantai bernama Teresa Magbanua, yang diperoleh dari Jepang, di dekat beting yang terletak 110 mil laut dari pulau barat Palawan. China mengklaim kedaulatan atas beting tersebut dan menyebutnya Xianbin Jiao.
Misi pada Senin yang melibatkan kapal patroli Filipina sedang dilakukan untuk membawa makanan dan air segar bagi awak yang ditempatkan di Teresa Magbanua dan untuk merotasi personel.
Â
Aktivitas Filipina di Wilayah Beting
Filipina juga secara teratur mengirimkan perbekalan ke pos terdepan angkatan laut di Beting Thomas Kedua, yang juga terletak di Laut China Selatan dan yang disebut Tiongkok sebagai Ren'ai Jiao. Sejak tahun lalu, Beijing telah mengganggu kapal-kapal Filipina yang berlayar ke beting tersebut lebih sering.
Tiongkok mengklaim kedaulatan atas hampir seluruh Laut China Selatan. Pengadilan Arbitrase Tetap di Den Haag membatalkan klaim Tiongkok pada tahun 2016, tetapi negara tersebut menolak keputusan tersebut dan terus membangun militer di wilayah tersebut.
Filipina dan Tiongkok mencapai kesepakatan sementara bulan lalu untuk meredakan ketegangan antara kedua negara terkait misi pasokan ulang Manila ke Second Thomas Shoal.
Awal bulan ini, Kementerian Luar Negeri Tiongkok memprotes pengerahan Teresa Magbanua di dekat Sabina Shoal dan menuntut agar Manila segera menarik kapal tersebut.
Advertisement