Sukses

Paus Fransiskus: Menolak dan Menelantarkan Migran adalah Dosa Besar

Paus Fransiskus menyebut, dosa besar bagi mereka yang menolak dan menelantarkan para imigran.

Liputan6.com, Vatikan City - Paus Fransiskus mengecam keras perlakuan banyak pihak terhadap para migran. Terutama migran yang menyeberangi Laut Mediterania untuk memasuki Eropa.

Paus Fransiskus menyebut, dosa besar bagi mereka yang menelantarkan dan tidak menawarkan bantuan kepada migran yang sedang mengalami kesusahan.

"Ada orang-orang yang bekerja secara sistematis dan dengan segala cara untuk menolak para migran," kata Paus dalam audiensi umum mingguan di Lapangan Santo Petrus, dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (29/8/2024).

Paus sering berbicara tentang perlakuan banyak pihak terhadap para migran selama 11 tahun masa kepausannya. Namun, kata-katanya pada Rabu (28/8) yang menggunakan terminologi Katolik untuk salah satu jenis dosa terburuk, sangatlah keras.

Para migran yang menyeberangi Laut Mediterania dengan perahu sederhana atau perahu karet buatan sendiri dari Afrika utara dan Timur Tengah telah menjadi subjek perdebatan sengit di seluruh Eropa selama dekade terakhir.

Organisasi Internasional untuk Migrasi memperkirakan lebih dari 30.000 migran yang menyeberangi Laut Tengah telah hilang sejak 2014.

Di Italia, sebuah kapal penyelamat yang dioperasikan oleh lembaga amal Doctors Without Borders diberi perintah penahanan selama 60 hari.

Pihak berwenang mengatakan bahwa kapal tersebut gagal mengomunikasikan pergerakannya dengan benar.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bantahan dari Doctors Without Borders

Namun, Doctors Without Borders membantah klaim tersebut.

"Kami telah dikenai sanksi hanya karena memenuhi tugas hukum kami untuk menyelamatkan nyawa," katanya dalam sebuah pernyataan.

Paus Fransiskus menyerukan perluasan rute akses bagi para migran dan tata kelola migrasi global yang berdasarkan pada keadilan, persaudaraan, dan solidaritas.

Paus mengatakan, masalah tersebut tidak akan diselesaikan melalui "militerisasi perbatasan". Dalam beberapa minggu terakhir, Paus telah menyampaikan serangkaian refleksi tentang masalah spiritual Katolik dalam audiensi mingguannya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.