Liputan6.com, Mekkah - Sebuah video yang menampilkan seorang insinyur Saudi membahas pembangunan proyek hiburan besar di Mekkah telah memicu perdebatan luas di media sosial mengenai kelayakan pembangunan semacam itu di dekat Ka'bah dan Masjidil Haram, tempat paling suci umat Islam.
Mengutip The New Arab (29/8/2024), bioskop tersebut merupakan komponen utama dari inisiatif Smart Mecca yang menurut informasi publik bertujuan untuk mengintegrasikan fasilitas hiburan modern ke dalam kota sambil mematuhi makna keagamaannya. Proyek ini sedang dikembangkan oleh Saudi Entertainment Ventures (Seven), anak perusahaan dari Public Investment Fund (Dana Investasi Publik), yang telah menjadi yang terdepan dalam upaya perluasan hiburan Arab Saudi.
Pada tahun 2023, Seven memberikan kontrak senilai $2,5 miliar untuk berbagai proyek hiburan di seluruh Kerajaan.
Advertisement
Mecca cinema project (proyek bioskop Mekkah), yang bernilai SR1,3 miliar ($347 juta), sedang dibangun oleh perusahaan lokal Modern Building Leaders (MBL). Terletak di distrik Al Abidiyah dekat Universitas Umm Al Qura di luar kompleks masjid Ka'bah, proyek ini mencakup area seluas 80.000 meter persegi.
Pembangunan bioskop di Arab Saudi menandai perubahan budaya yang signifikan. Selama 40 tahun, bioskop dilarang di negara kerajaan tersebut, yang mencerminkan norma sosial konservatif yang berlaku di negara tersebut. Larangan tersebut dicabut pada tahun 2018 sebagai bagian dari inisiatif Visi 2030 Putra Mahkota Mohammed bin Salman, yang berupaya memodernisasi ekonomi dan membuka masyarakat Saudi.
Sejak pencabutan larangan tersebut, Arab Saudi telah dengan cepat memperluas infrastruktur bioskopnya, dengan banyak teater dibuka di seluruh Kerajaan tersebut.
Â
Reaksi Pro-Kontra
Video pembahasan pembangunan proyek hiburan besar di Mekkah dekat Ka'bah dan Masjidil Haram, tempat paling suci umat Islam, telah menuai reaksi beragam.
Beberapa memuji pembangunan tersebut sebagai bagian dari inisiatif Visi 2030 Arab Saudi, yang bertujuan untuk mendiversifikasi ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup warga negara dan penduduk. Yang lain menyatakan kekhawatiran tentang kedekatan tempat hiburan dengan tempat-tempat suci Mekkah, mempertanyakan apakah hal itu sejalan dengan nilai-nilai agama dan budaya kota tersebut.
Meskipun ada kontroversi, pemerintah Saudi telah menegaskan kembali komitmennya untuk memastikan bahwa pembangunan baru tersebut tidak membahayakan kesucian Mekkah. Para pejabat menekankan bahwa proyek sinema dan hiburan lainnya dirancang untuk melengkapi infrastruktur modern kota tersebut sambil mempertahankan kepentingan keagamaannya.
Mecca project (Proyek Mekkah) ini adalah salah satu dari beberapa pembangunan hiburan yang sedang diupayakan Saudi Entertainment Ventures (Seven) di seluruh Kerajaan. Perusahaan tersebut berencana untuk menginvestasikan SR50 miliar di 21 destinasi hiburan terpadu di 14 kota, bagian dari strategi yang lebih besar untuk memposisikan Arab Saudi sebagai pusat budaya, hiburan, dan pariwisata di era pasca-COVID-19.
Advertisement
Arab Saudi Buka Toko Minuman Keras Pertamanya
Arab Saudi sebelumnya juga menuai sorotan perihal pembukaan toko minuman keras alias miras pertamanya. Hal itu kemudian juga memicu beragam tanggapan.
Sumber-sumber yang mengetahui persiapan toko tersebut mengungkapkan rincian rencana pada Rabu 24 Januari 2024, ketika sebuah dokumen yang beredar menunjukkan betapa hati-hatinya para pemimpin Arab Saudi dalam mengelola operasinya.
Berikut ini sembilan fakta soal Arab Saudi membuka toko minuman keras pertamanya, mengutip The Economic Times, Minggu (28/1/2024):
1. Alkohol untuk non-Muslim, akhirnya setelah 70 Tahun Lebih!
Sebagai langkah lebih lanjut menuju liberalisasi sosial, kerajaan yang dulunya ultrakonservatif dan merupakan rumah bagi situs-situs paling suci dalam Islam akan membuka toko minuman keras, yang pertama dalam lebih dari 70 tahun, seorang diplomat melaporkan.
2. Hanya untuk Diplomat Non-Muslim
Meskipun hanya terbuka untuk diplomat non-Muslim, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) yang tegas ingin menjadikan negara itu sebagai tujuan perjalanan dan bisnis yang populer, menurut Associated Press.
3. Terletak di Kawasan Diplomatik
Toko miras tersebut terletak di sebelah sebuah supermarket di Kawasan Diplomatik Riyadh, kata diplomat tersebut kepada AP, yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya untuk membahas topik yang sensitif secara sosial di Arab Saudi.
Toko tersebut shanya menjual minuman keras, anggur, dan hanya dua jenis bir, kata diplomat tersebut.