Liputan6.com, Stockholm - Pihak berwenang Swedia memperingatkan soal meningkatnya risiko sabotase oleh Rusia, khususnya pada fasilitas persenjataan.
Perusahaan-perusahaan keamanan Swedia melaporkan peningkatan upaya sabotase, termasuk penggunaan pesawat nirawak di atas fasilitas perusahaan pertahanan untuk mendokumentasikan dan memetakannya, spionase yang lebih agresif, serangan siber, dan misinformasi.
Baca Juga
Eropa telah menyaksikan serangkaian insiden yang diyakini melibatkan Rusia dalam beberapa bulan terakhir, termasuk rencana yang digagalkan untuk membunuh kepala eksekutif produsen senjata Jerman dan kebakaran di pabrik logam milik produsen pertahanan di Berlin.
Advertisement
"Kami melihat indikasi peningkatan kecenderungan Rusia terhadap risiko selama beberapa waktu dan ini berlaku untuk aktivitas yang mengancam keamanan," ujar juru bicara Badan Keamanan Swedia (SAPO) Karl Melin kepada penyiar SVT, seperti dilansir The Guardian, Jumat (30/8/2024).
"Kami telah menyoroti aktivitas intelijen ilegal kekuatan asing selama bertahun-tahun, tetapi baru sekarang kami melihat perbedaan ini dan mungkin kecenderungan peningkatan pengambilan risiko Rusia. Ini adalah perubahan yang kami anggap sangat serius dan yang kami tindak lanjuti untuk menghadapi ancaman itu."
Respons Badan Keamanan Swedia
Asosiasi industri keamanan dan pertahanan Swedia (SOFF), yang mewakili 250 perusahaan, mengatakan mereka melihat operasi intelijen yang lebih agresif untuk mengumpulkan informasi sensitif melalui spionase.
"Kami telah mencatat contoh upaya fisik dan teknis untuk mengakses informasi dan inovasi," sebut SOFF.
Perusahaan yang lebih kecil melihat serangan siber yang lebih canggih dan industri menjadi sasaran kampanye disinformasi, kata Robert Limmergard, sekretaris jenderal SOFF. Disinformasi diyakini ditujukan untuk menyebarkan rumor tentang senjata Swedia di Ukraina atau tentang perusahaan-perusahaan individu dalam upaya untuk merusak kepercayaan di negara Nordik tersebut, yang bergabung dengan NATO kurang dari enam bulan lalu.
"Ini adalah gambaran ancaman yang lebih aktif, di mana Rusia khususnya telah menurunkan ambang batas tindakannya," ungkap Limmergard. "Rusia selalu memiliki sumber daya untuk bertindak, tetapi yang kami lihat adalah bahwa saat ini mereka bersedia mengambil risiko yang lebih besar."
Menyerukan perubahan hukum, Limmergard mengatakan perusahaan harus mampu melawan pesawat nirawak dan transportasi bagi pekerja harus dilindungi dengan lebih baik.
"Hukum saat ini ditulis untuk masa damai, tetapi kita berada dalam masa yang serius," kata dia.
"Kita juga melihat perlunya peningkatan sumber daya bagi otoritas pengawas untuk perlindungan keamanan serta pembagian informasi ancaman yang lebih besar antara otoritas dan perusahaan. Penting bagi otoritas untuk memiliki kemampuan untuk mengatasi kehidupan bisnis."
SAPO mengatakan pihaknya menanggapi serangan Rusia dengan kontra-spionase dan meningkatkan pemahaman bisnis tentang bagaimana mereka dapat menjadi rentan.
Kementerian Pertahanan Swedia dilaporkan belum berkomentar.
Advertisement