Liputan6.com, Jakarta - Planet Mars merupakan salah satu objek luar angkasa yang sering dieksplorasi oleh para astronom. Bahkan kini, para ilmuwan tengah mengembangkan misi untuk bermukim di planet tersebut.
Seperti bumi, Mars juga memiliki satelit alami atau bulan. Planet merah ini memiliki dua satelit alami.
Dikutip dari laman Space pada Jumat (30/08/2024), nama satelit Mars adalah Phobos dan Deimos. Selama bertahun-tahun, para ilmuwan berpikir bahwa Mars tidak memiliki bulan.
Advertisement
Kemudian Johannes Kepler menyatakan kemungkinan ada dua satelit di sekitar planet Mars, tetapi ini hanya perkiraan dari sudut pandang numerik. Baru pada saat astronom Amerika, Asaph Hall, melakukan penelitian menyeluruh terhadap planet ini pada 1877.
Baca Juga
Material kecil yang mengorbit itu ditemukan. Hall menemukan Deimos pada 12 Agustus dan Phobos pada 18 Agustus, kedua benda tersebut tersembunyi dalam silaunya planet ini.
Phobos memiliki ukuran 22 km, sedangkan Deimos berukuran 14 km. Dibandingkan bulan sebagai satelit alami bumi, Phobos dan Deimos berukuran jauh lebih kecil.
Hal tersebut membuat keduanya menjadi satelit dengan ukuran terkecil di sistem tata surya. Bahkan awalnya para ilmuwan mengira bahwa Phobos dan Deimos merupakan asteroid.
Keduanya juga terbuat dari bahan yang menyerupai karbonat tipe I atau II, yang merupakan zat yang sama dengan zat yang menyusun asteroid. Jika dilihat dari Mars, keduanya bahkan tidak terlihat seperti bulan.
Meski begitu, kedua satelit ini mengambil jalur yang stabil dan melingkar di sekitar planet Mars. Hal inilah yang membuat Phobos dan Deimos dianggap sebagai satelit dan bukan asteroid.
Â
Mitologi Yunani
Nama kedua satelit alami planet Mars, Phobos dan Deimos diambil berdasarkan mitologi Yunani. Dalam mitologi tersebut, Phobos dan Deimos merupakan nama kedua anak kembar Mars dan Aphrodite (Venus).
Ukuran yang lebih besar dinamakan Phobos yang merupakan representasi dari rasa panik, keinginan untuk melarikan diri, serta kekalahan. Sedangkan ukuran yang lebih kecil bernama Deimos yang artinya teror dan ketakutan.
Phobos maupun Demos memiliki bentuk yang tidak beraturan seperti kentang. Keduanya juga tidak berbentuk bulat karena massanya yang sangat kecil.
Massa yang kecil berdampak pada gravitasi yang juga kecil. Hal ini membuat gravitasi Phobos dan Deimos tidak cukup kuat untuk bisa membuat bentuk keduanya menjadi bulat.
Dari segi permukaan, Phobos memiliki banyak kawah akibat tabrakan dengan benda langit lain, sehingga membuat permukaannya tidak rata. Berbeda halnya dengan Deimos yang memiliki permukaan lebih mulus.
Phobos mengorbit planet Mars dari jarak 9.377 km sekitar 8 jam. Artinya, Phobos mengelilingi Mars sebanyak tiga kali dalam sehari.
Sementara Deimos mengorbit pada jarak yang lebih jauh, yaitu sebesar 23.436 km, atau sekitar 2,5 kali jarak Phobos ke Mars. Periode orbit Deimos juga lebih lama dari Phobos, yakni setiap 30 jam.
Deimos memerlukan waktu 2,5 hari untuk terbit dan terbenam. Para ahli memprediksi bahwa kedua satelit alami Mars ini tidak akan bertahan selamanya.
Sebab Phobos diketahui perlahan-lahan berputar ke dalam dengan kecepatan 1,8 meter setiap abad. Dalam 50 juta tahun, bulan akan bertabrakan dengan Mars atau menjadi cincin puing di sekitar Mars.
Sedangkan Deimos, justru perlahan-lahan menjauh dari planet Mars. Meskipun belum ada misi penjelajahan Phobos dan Deimos sebagai tujuan utamanya, beberapa pesawat ruang angkasa telah mengambil beberapa gambar selama terbang.
Misi pertama adalah pesawat ruang angkasa Mariner 9 milik NASA, yang mengorbit planet Mars mulai tahun 1971. Pesawat ini mengambil gambar Deimos dan Phobos dari jauh dan menunjukkan bahwa kedua satelit ini tampak seperti bulan-bulan berukuran sangat kecil.
Beberapa pesawat ruang angkasa lainnya juga mengorbit dan melakukan pengamatan jarak jauh, termasuk pengorbit Viking milik NASA (1970-an dan 1980-an), misi Soviet Phobos 2 (1980-an), Mars Global Surveyor NASA (1990-an dan 2000-an), misi European Mars Express (2000-an), dan NASA MAVEN (misi Atmosfer Mars dan Evolusi Volatile).
Rusia berusaha mengirim misi ke Phobos bernama Phobos-Grunt, pada 2011, tetapi pesawat ruang angkasa itu terjebak di orbit Bumi dan jatuh kembali ke bumi pada 2012.
(Tifani)
Advertisement