Sukses

Buka IAPF di Bali, Menlu Retno Marsudi Tekankan 3 Peran Penting Parlemen di Tengah Ketegangan Geopolitik

Menlu Retno Marsudi mengatakan bahwa parlemen bukan sekadar lembaga legislatif namun juga sebagai penghubung antara masyarakat dengan pemerintah.

Liputan6.com, Denpasar - Parlemen memiliki peran penting bagi sebuah negara lantaran tidak sekadar menjadi badan legislatif, namun juga menjadi jembatan antara aspirasi masyarakat dan kebijakan publik.

Demikian disampaikan oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam pembukaan Indonesia Africa Parliamentary Forum (IAPF) di Bali, Minggu (1/9/2024).

Ia pun menegaskan soal pentingnya kolaborasi antar-parlemen di tengah ketegangan geopolitik dunia maupun kawasan.

"Kita terus menghadapi tantangan global dan ketidakpastian ekonomi yang diperburuk oleh meningkatnya ketegangan geopolitik dan dampak multidimensi dari perubahan iklim," tutur dia.

"Dalam konteks ini, kolaborasi antar-parlemen sangat penting. Kolaborasi ini memungkinkan kita untuk berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam menemukan solusi bersama untuk tantangan-tantangan ini."

Menlu Retno pun menekankan tiga hal yang harus dilakukan oleh parlemen dalam mengatasi tantangan tersebut:

Pertama, menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan kita masing-masing.

"Parlemen dapat berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam membentuk kebijakan yang responsif, adil, dan efektif dalam mendukung upaya untuk mengatasi tantangan global yang kompleks saat ini," ujar Menlu Retno.

Terkait Palestina, Menlu Retno berharap agar parlemen menggunakan jaringan parlemen untuk memobilisasi tekanan publik internasional guna mengakhiri agresi dan genosida di Palestina, mendukung bantuan kemanusiaan, dan memajukan solusi dua negara.

 

 

2 dari 3 halaman

Peran Penting Lainnya

Kedua, memperluas kolaborasi antar kawasan.

"Ada potensi besar yang belum dimanfaatkan untuk kolaborasi di berbagai bidang seperti kesehatan dan ketahanan pangan, perdagangan dan investasi, energi dan pertambangan serta kerja sama pembangunan," lanjut Menlu Retno.

Menlu Retno mengatakan kerja sama di bidang-bidang tersebut akan membawa manfaat nyata bagi masyarakat.

Ketiga, mempromosikan solidaritas negara-negara berkembang.

"Kita harus memajukan agenda pembangunan dan kebijakan global yang mencerminkan kebutuhan dan aspirasi negara-negara berkembang, sementara pada saat yang sama, menyediakan platform inklusif untuk memungkinkan kolaborasi Utara-Selatan," sambung dia.

3 dari 3 halaman

Tentang IAPF

IAPF diselenggarakan di Nusa Dua, Bali mulai tanggal 31 Agustus hingga 2 September 2024, dan dihadiri sebanyak 43 orang Ketua dan Anggota Parlemen dari 15 negara di Afrika.

Forum parlemen Indonesia dengan negara-negara Afrika tersebut mengambil tema "Forging Indonesia – Africa Parliamentary Partnership for Development".

Pertemuan pertama antara parlemen Indonesia dan Afrika tersebut merupakan pertemuan bersejarah, dan dilakukan back-to-back dengan Indonesia – Africa Forum (IAF) ke-2 serta High Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF-MSP).