Sukses

Spesifikasi Dragon Milik SpaceX yang Akan Selamatkan Astronaut NASA

Dalam urusan keamanan saat kembali, Dragon SpaceX juga dibekali dengan parasut yang membantu stabilitas Dragon SpaceX saat melakukan pendaratan ke bumi.

Liputan6.com, Jakarta - National Aeronautics and Space Administration (NASA) memutuskan untuk menunda kepulangan dua astronaut yang masih berada di ISS. Nantinya, Sunita Williams dan Butch Wilmore akan pulang ke bumi dengan menggunakan pesawat Dragon milik SpaceX pada Februari 2025.

Dragon merupakan salah satu pesawat yang menyediakan jasa transportasi ke ISS atau destinasi lainnya di luar angkasa. Dikutip dari laman Live Science pada Selasa (03/09/2024), pesawat Dragon adalah sebuah kapsul luar angkasa yang dikembangkan oleh perusahaan swasta Amerika Serikat, SpaceX.

Kapsul ini dirancang untuk mengangkut kargo dan manusia ke orbit Bumi rendah, serta kembali ke Bumi dengan aman. Dragon menjadi salah satu tonggak sejarah dalam industri penerbangan luar angkasa, karena merupakan pesawat ruang angkasa komersial pertama yang berhasil mengangkut manusia ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Pesawat Dragon terbagi ke dalam dua varian, yakni varian Cargo Dragon untuk kargo dan Crew Dragon untuk penumpang manusia. Pesawat ini memiliki tinggi 8,1 meter dan diameter 4 meter.

Dengan ukuran tersebut, pesawat Dragon dapat menampung hingga 7 orang dewasa untuk keluar angkasa. Pesawat Dragon tidak dapat terbang ke angkasa sendirian, melainkan harus dibantu dengan roket Falcon 9 di awal peluncuran.

Dragon SpaceX dibekali dengan 16 mesin pendorong bernama Draco yang dapat mengarahkan Dragon SpaceX ke dalam orbit serta melakukan beberapa manuver di ruang hampa udara. Dalam urusan keamanan saat kembali, Dragon SpaceX juga dibekali dengan parasut yang membantu stabilitas Dragon SpaceX saat melakukan pendaratan ke bumi.

Sampai hari ini, Dragon SpaceX sudah melakukan 42 kali peluncuran dan 37 kali kunjungan ke ISS. Pesawat ruang angkasa Dragon milik SpaceX berhasil kembali ke bumi dengan selamat pada 2023 lalu.

Dragon SpaceX membawa 3 astronaut dan 1 kosmonaut yang tergabung dalam misi Crew-6 selama 6 bulan terakhir. Ketiga astronaut dan satu kosmonaut yang dibawa oleh Dragon SpaceX merupakan para awak yang tergabung dalam misi Crew-6.

Misi ini merupakan misi pertukaran rutin astronaut di ISS, para anggota misi tersebut sudah berada di ISS sejak Maret 2023.

NASA memangkas dua astronaut dari kru misi berikutnya untuk memberi ruang pada perjalanan pulang bagi dua orang yang terjebak di Stasiun Luar Angkasa Internasional. Nick Hague dari NASA dan kosmonot Rusia Aleksandr Gorbunov akan meluncur pada September dengan roket SpaceX untuk laboratorium yang mengorbit.

Duo ini akan kembali bersama Suni Williams dan Butch Wilmore pada Februari 2025. Dikutip dari laman NASA pada Selasa (03/09/2024), misi SpaceX Crew-9 akan lepas landas pada akhir September dengan membawa dua penumpang, bukan empat penumpang seperti yang direncanakan semula.

Wahana tersebut akan tetap ditambatkan di ISS hingga jadwal kembalinya, membawa pulang awaknya sendiri ditambah dua rekannya yang terdampar.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kapsul Boeing Starliner Akan Kembali Tanpa Astronaut

Sementara itu, kapsul Boeing Starliner akan kembali ke bumi tanpa dua astronaut NASA, Sunita Williams dan Butch Wilmore. NASA mengatakan Starliner akan meninggalkan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada 6 September 2024.

Dikutip dari laman Space pada Selasa (03/09/2024), jika semua berjalan sesuai rencana, kapsul ini akan merapat pada pukul 18:04 EDT dan mendarat dengan parasut enam jam kemudian di White Sands Space Harbor, New Mexico. Rencana tersebut dapat terlaksana apabila cuaca mendukung dan tanpa masalah teknis yang muncul.

Starliner diluncurkan pada 5 Juni lalu, dalam misi berawak pertamanya. Misi ini membawa dua astronaut NASA menuju ISS.

Kapsul ini sukses merapat sehari kemudian. Namun, Starliner mengalami beberapa kebocoran helium, dan lima dari 28 pendorong sistem kontrol reaksinya gagal dalam perjalanan ke laboratorium yang mengorbit.

Misi Starliner, yang dikenal sebagai Crew Flight Test (CFT), seharusnya hanya berlangsung selama 10 hari atau lebih. Namun, NASA dan Boeing terus memperpanjang masa tinggal kapsul di orbit sambil mempelajari masalah pendorong.

NASA mencari tahu apa yang menyebabkannya dan apakah masalah itu akan muncul lagi dalam perjalanan Starliner kembali ke bumi. Pada akhirnya, NASA memutuskan menempatkan Williams dan Wilmore kembali ke Starliner terlalu berisiko.

Sebelumnya, Starliner telah kembali ke bumi secara mandiri dua kali. Wahana ini sukses mendarat pada akhir penerbangan uji coba tanpa awak pada bulan Desember 2019 dan Mei 2022.

Starliner gagal mencapai ISS seperti yang direncanakan pada misi pertama, tetapi berhasil pada misi kedua.

(Tifani)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.