Sukses

TON 618, Lubang Hitam Terbesar di Alam Semesta

Lubang hitam biasanya berada di pusat galaksi, termasuk Bima Sakti. Meski telah menjadi objek penelitian selama puluhan tahun, lubang hitam masih menjadi misteri dalam dunia astronomi.

Liputan6.com, Jakarta - Lubang hitam atau black hole merupakan objek luar angkasa yang mampu menarik cahaya dengan gaya gravitasi yang sangat kuat. Lubang hitam yang paling besar di alam semesta dikenal sebagai lubang hitam supermasif dan memiliki bobot jutaan hingga miliaran kali massa Matahari.

Lubang hitam biasanya berada di pusat galaksi, termasuk Bima Sakti. Meski telah menjadi objek penelitian selama puluhan tahun, lubang hitam masih menjadi misteri dalam dunia astronomi.

Lubang hitam terbesar yang diketahui hingga saat ini adalah TON 618. Dikutip dari laman Live Science pada Rabu (04/09/2024), TON 618 memiliki berat 40 miliar massa matahari.

TON 618 berada pada radius lebih dari 1.000 unit astronomi (AU). TON 618 terletak sekitar 18,2 miliar tahun cahaya dari bumi.

Lubang hitam supermasif ini berada di perbatasan antara konstelasi Canes Venatici dan Coma Berenices. Para astronom pertama kali melihat TON 618 dalam survei yang dilakukan pada 1957 dari Observatorium Tonantzintla di Meksiko.

Para astronom tidak menyadari objek lubang hitam ini saat pertama kali menemukannya. Awalnya, astronom mengira itu adalah bintang biru redup.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Radiasi Kuat

Pengamatan satu dekade kemudian mengungkapkan bahwa para astronom telah melihat sekilas radiasi kuat dari materi yang jatuh ke dalam lubang hitam raksasa. Lubang hitam ini ditemukan dalam sebuah kuasar, yaitu objek sangat terang yang dihasilkan oleh materi yang jatuh ke dalam lubang hitam dan memancarkan radiasi intens.

Kuasar TON 618 adalah salah satu kuasar yang paling terang dan kuat yang pernah diamati. Menariknya, TON 618 memberi daya pada quasar dengan kekuatan penerangan 140 triliun matahari.

Quasar menarik cahaya dari energi gravitasi pusat lubang hitam. Materi di sekitar lubang hitam jatuh dan saat itu ia memadat dan memanas, melepaskan radiasi dalam jumlah besar.

Sebaliknya, quasar dapat bersinar selama jutaan tahun. Namun, quasar sangat jauh sehingga hanya muncul sebagai titik samar cahaya tampak di teleskop paling kuat sekalipun.

Para astronom astronom pertama kali mendeteksi quasar melalui emisi radionya yang kuat. Quasar sebenarnya adalah lubang hitam supermasif yang sedang makan.

Lubang hitam supermasif menjadi sangat besar melalui kombinasi penggabungan dengan lubang hitam lain dan terus-menerus memakan materi di sekitarnya. Tingkat makan inilah yang menentukan batas ukuran lubang hitam.

Para astronom dapat memperkirakan massa maksimum sebuah lubang hitam dengan mengambil tingkat makan dan mengalikannya dengan usia alam semesta yang diketahui. Hal ini memberikan perkiraan massa maksimum sekitar 50 miliar massa matahari.

(Tifani)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini