Sukses

Naik Pesawat Komersil hingga Enggan Menginap di Hotel, Ternyata Ini Alasan di Balik Kesederhanaan Paus Fransiskus

Paus Fransiskus juga akan menggunakan mobil buatan PT Pindad untuk berkeliling di Stadion GBK.

Liputan6.com, Jakarta - Kunjungan bersejarah Paus Fransiskus di Indonesia tengah menjadi sorotan masyarakat Indonesia.

Salah satu hal yang menjadi perhatiannya adalah kesederhanaannya yang luar biasa.

Sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia sekaligus kepala negara Vatikan, Paus Fransiskus enggan dikelilingi kemewahan selama berada di Jakarta.

Paus Vatikan ke-266 itu lebih memilih untuk menggunakan pesawat komersil dalam perjalanan, mobil yang biasa digunakan masyarakat Indonesia sebagai mobil operasionalnya, hingga memilih untuk menginap di Kedutaan Besar Vatikan alih-alih di hotel berbintang.

Kesederhanaan itu rupanya bukan tanpa alasan.

Uskup Agung Kardinal Suharyo memaparkan alasan rohani di baliknya, menyebutnya karena prinsip spiritual yang dipegang oleh Paus Fransiskus.

"Sejak menjadi paus, Paus Fransiskus selalu menyediakan Waktu untuk bertemu dengan sesame anggota Serikat Yesus. Karena spritualitas yang sama, perutusan yang sama, meski beliau adalah paus, beliau tetap anggota Serikat Yesus," tutur Kardinal Suharyo dalam pernyataan pers, Rabu (4/9/2024).

"Spiritualitas yang amat sangat menonjol yang biasanya sekarang menggunakan istilah yang lebih populer, itu diskresi. Itulah spritualitas dasar anggota Serikat Yesus dan kalau sekarang Bapa Suci memilih hidup sederhana, itu adalah buah dari diskresi," lanjut dia.

 

2 dari 2 halaman

Pakai Sepatu Lama

Kardinal Suharyo membeberkan kesederhanaan lain dari diri Paus Fransiskus, yakni sepatu yang dikenakannya.

"Biasanya Bapa Suci itu memakai sepatu merah atau putih. Tapi, kemarin saya lihat sepatunya hitam dan sudah ada lekukan. Tandanya sudah lama dipakai. Itu bukan sekadar kebetulan, itu pilihan," jelas Kardinal Suharyo.

Serikat Yesus atau biasa dikenal dengan Yesuit atau Jesuit adalah salah satu ordo dalam Gereja Katolik Roma yang dikenal atas kedisiplinannya. Para pendirinya, sekelompok mahasiswa, bersumpah untuk melanjutkan persahabatan mereka usai menyelesaikan studi dan hidup dalam kesederhanaan sesuai dengan Injil atau ajaran Kristus.

Â