Liputan6.com, Jakarta - Misi Polaris Dawn milik perusahaan Amerika Serikat SpaceX akan diluncurkan pada Jumat (06/09/2024). Misi ini akan menjadi perjalanan luar angkasa pertama oleh warga sipil.
Rencana operasi yang dirilis oleh Badan Penerbangan Federal AS (FAA) mengindikasikan, jendela peluncuran empat jam dibuka pukul 3:33 dini hari waktu setempat, pada hari Jumat dari Pusat Antariksa Kennedy NASA.
Sebelumnya, Polaris Dawn SpaceX dijadwalkan meluncur pada 28 Agsutsu 2024 lalu. Namun, ada beberapa kendala teknis yang membuat perusahaan Elon Musk tersebut menunda keberangkatan.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari laman X milik SpaceX pada Kamis (05/09/2024), ada kebocoran helium di sisi darat pada umbilical (kabel atau selang pemasok bahan). Kabel umbilical menghubungkan menara dengan roket, sementara helium adalah gas yang tidak mudah terbakar yang sering digunakan untuk memberi tekanan pada saluran bahan bakar.
Dengan roket Falcon 9, kapsul SpaceX Dragon akan mencapai ketinggian puncak 870 mil (1.400 kilometer), lebih tinggi dari misi berawak mana pun dalam lebih dari setengah abad, sejak era Apollo. Misi Polaris Dawn digelar oleh miliarder Jared Isaacman beranggotakan empat orang.
Mereka memulai misi perjalanan luar angkasa komersial pertama, yang dilengkapi dengan pakaian aktivitas ekstravehicular (EVA) SpaceX yang ramping dan baru dikembangkan. Tim ini juga beranggotakan pilot misi Scott Poteet, yang ialah pensiunan Letnan Kolonel Angkatan Udara AS.
Kemudian, spesialis misi Sarah Gillis dan Anna Menon, kepala teknisi operasi ruang angkasa di SpaceX. Tim Misi Polaris Dawn telah menjalani lebih dari dua tahun pelatihan sebagai persiapan untuk misi penting tersebut, mencatat ratusan jam di simulator, terjun payung, latihan sentrifugal, penyelaman, dan pendakian puncak gunung berapi Ekuador.
Polaris Dawn ditetapkan sebagai misi antariksa pertama dari tiga misi di bawah program Polaris, sebuah kolaborasi antara Isaacman, pendiri perusahaan teknologi Shift4 Payments, dan SpaceX.
Â
Zona Penuh Radiasi
Polaris Dawn akan mencapai puncak ketinggiannya pada hari pertama. Mereka akan menjelajahsabuk radiasi Van Allen, sebuah wilayah yang dipenuhi partikel bermuatan energi tinggi yang dapat menimbulkan risiko kesehatan bagi manusia dalam jangka waktu yang lama.
Awak pesawat akan mengorbit hampir tiga kali lebih tinggi dari Stasiun Luar Angkasa Internasional. Namun, tetap jauh dari jarak yang memecahkan rekor lebih dari 248.000 mil yang ditetapkan oleh awak Apollo 13 pada 1970.
Sebelumnya, astronot Apollo 13 melakukan perjalanan jauh untuk meluncur di sekitar sisi terjauh bulan setelah sebuah ledakan melumpuhkan pesawat ruang angkasa mereka. Insiden ini membatalkan pendaratan bulan yang direncanakan dan mengharuskan mereka kembali ke bumi tanpa manuver pendorong yang besar.
Pada hari ketiga, awak Polaris Dawn akan mengenakan pakaian antariksa EVA canggih dari SpaceX. Baju antariksa ini dilengkapi dengan tampilan head-up, kamera helm, dan sistem mobilitas sendi canggih, dan bergiliran untuk berjalan di luar pesawat ruang angkasa (spacewalk) secara berpasangan.
Para kru Polaris Dawn juga akan melakukan hampir 40 eksperimen yang bertujuan untuk memajukan pemahaman kita tentang kesehatan manusia selama penerbangan antariksa jangka panjang. Di antaranya adalah pengujian dengan lensa kontak yang disematkan mikroelektronika untuk terus memantau perubahan tekanan dan bentuk mata.
Awak Polaris Dawn akan menghabiskan 15 hingga 20 menit di luar angkasa, 435 mil (sekitar 700 km) di atas permukaan Bumi. Sebagai catatan, wahana ini tak punya airlock atau ruangan perantara untuk menjaga bagian dalam pesawat dari hampa udara.
Pada hari berikutnya, jadwal para awak adalah menguji komunikasi satelit berbasis laser antara wahana antariksa dan Starlink. Konstelasi satelit internet SpaceX yang beranggotakan lebih dari 6.000 unit dengan tujuan meningkatkan kecepatan komunikasi antariksa.
Setelah enam hari di antariksa, misi akan diakhiri dengan pendaratan di lepas pantai Florida, tempat kapal penyelamat SpaceX akan menunggu.
(Tifani)
Advertisement