Liputan6.com, Jakarta China berencana mengirimkan sampel batu bata ke stasiun luar angkasanya dalam beberapa bulan mendatang. penelitian ini dilakukan untuk menguji ketahanan batu bata tersebut dalam kondisi ekstrem dan potensi penggunaannya untuk membangun pangkalan bulan.
Melansir laman Space pada Senin (09/09/2024), sampel batu bata tersebut terbuat dari berbagai komposisi dari tanah di bulan. Batu bata tersebut akan menjalani uji paparan selama tiga tahun di luar angkasa.
Selain itu, batu bata tersebut akan dibombardir oleh sinar ultraviolet dan sinar kosmik serta mengalami perbedaan suhu. Proses tersebut akan menguji kekuatan dan ketahanan batu bata di lingkungan ekstrem dan kemampuannya bertahan di ruang hampa.
Advertisement
Baca Juga
Untuk diketahui, percobaan ini dirancang untuk memberikan wawasan mengenai komposisi dan metode pembuatan batu bata dari tanah bulan yang paling cocok untuk membangun struktur di bulan. Sampel batu bata ini akan diluncurkan ke Stasiun Luar Angkasa Tiangong melalui misi kargo Tianzhou 8 yang akan datang.
Salah satu metode untuk membuat batu bata ini, melibatkan pemanasan bahan tiruan hingga lebih dari 1.000 derajat Celsius dengan menggunakan induksi elektromagnetik dalam tungku sintering. Proses ini menyatukan material menjadi struktur padat, sehingga menciptakan batu bata sepanjang 18 sentimeter hanya dalam 10 menit.
Peneliti di China menyebutkan peluncuran material ke bulan sangat mahal. Dengan memanfaatkan sumber daya bulan secara langsung, diklaim akan mengurangi biaya dan meningkatkan kemungkinan eksplorasi bulan.
Hal ini dikenal sebagai in-situ resource utilization (ISRU) atau pemanfaatan sumber daya setempat. China berencana membangun pangkalan bulan pada 2030-an yang dikenal sebagai International Lunar Research Station (ILRS).
Sebagai persiapan, negara tersebut berencana menguji batu bata hasil cetak 3D di Bulan dengan wahana pendarat dan penjelajah kutub selatan bulan Chang'e 8. Misi tersebut dijadwalkan akan meluncur sekitar 2028.
Tak hanya China, Amerika Serikat melalui NASA maupun negara-negara Eropa melalui European Space Agency (ESA) juga melakukan eksperimen serupa. NASA dan ESA berupaya membuat batu bata dari tiruan regolit bulan.
Sebelumnya, NASA menguji teknologi pencampuran semen di Stasiun Luar Angkasa Internasional. penelitian ini berfokus pada pembuatan material untuk habitat luar angkasa.
(Tifani)