Sukses

Isu Ekonomi di Debat Pilpres AS, Donald Trump dan Kamala Harris Ribut Soal Tarif Pajak

Kamala Harris menyerang Donald Trump terkait isu tarif pajak dalam debat pilpres AS 2024. Adu argumen lantas terjadi.

Liputan6.com, Philadelphia - Debat perdana antara Donald Trump dan Kamala Harris yang berlangsung di Philadelphia pada Selasa (10/9/2024) dibuka dengan pertanyaan terkait isu ekonomi. Keduanya, terlibat keributan mengenai tarif pajak.

"Apakah Anda percaya bahwa orang Amerika Serikat lebih baik dari pada empat tahun lalu?," tanya Trump ke Harris, dikutip dari BBC, Rabu (11/9).

Harris menjawab terlebih dahulu dan mengatakan bahwa ia berencana untuk membangun "ekonomi peluang".

Ia berjanji juga untuk mengatasi biaya perumahan dan membantu keluarga muda.

"Salah satu gairah saya adalah bisnis kecil," kata Kamala Harris.

Harris lalu menyerang Trump terkait isu pemotongan pajak. Ia kemudian beralih untuk mencoba membandingkannya dengan lawannya.

Ia mengatakan, Trump berencana untuk melakukan apa yang ia dan Biden telah dilakukan sebelumnya dan memberikan "pemotongan pajak untuk miliarder dan perusahaan".

Ia mengatakan, WN Amerika Serikat akan menghadapi pajak tinggi di eraTrump.

Trump Menjanjikan Tarif Pajak

Menanggapi pertanyaan Harris, Trump telah berjanji untuk mengenakan tarif pada negara lain.

Secara khusus, ia menyebutkan China, dengan mengatakan bahwa pemerintah telah mengambil "miliaran" dari negara tersebut dengan tarif yang tetap berlaku, bahkan setelah ia meninggalkan jabatannya.

Wakil Presiden Harris menanggapi serangan Trump terkait isu ekonomi dan mengalihkan kesalahan kepada pemerintahannya.

"Donald Trump meninggalkan kita dengan pengangguran terburuk sejak Depresi Ekonomi," katanya.

"Apa yang telah kita lakukan adalah membersihkan kekacauan Donald Trump," tambahnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bertengkar Soal Isu Ekonomi

Harris juga mengutip Proyek 2025 -- yang disebutnya sebagai "rencana terperinci dan berbahaya" yang menurutnya akan diberlakukan Trump jika ia menjabat.

Kamala Harris menargetkan kebijakan Donald Trump tentang ekonomi, dengan mengatakan, 16 ekonom pemenang Hadiah Nobel bahkan mengkritik kebijakan Trump yang memicu resesi tahun depan jika dilaksanakan.

"Donald Trump tidak punya rencana untuk Anda. Karena ia lebih tertarik membela diri daripada menjaga Anda."

Trump membalas, dengan mengatakan bahwa para profesor ekonomi menganggap rencananya "brilian", dan "rencana yang bagus".

3 dari 3 halaman

Bahas Isu Migran

Trump pada gilirannya mencoba menghubungkan Harris dengan Biden, mempertanyakan mengapa dia tidak menindaklanjuti ide-ide yang diusulkannya saat menjabat sebagai wakil presiden.

Trump juga memfokuskan serangannya pada Kamala atas penugasan Biden kepadanya untuk menangani akar penyebab migrasi ilegal.

Ketika mantan presiden itu melontarkan serangkaian klaim palsu tentang migran, Kamala tampak menyeringai ketika mengatakan bahwa migran "mengambil alih pekerjaan yang saat ini ditempati oleh warga Afrika-Amerika dan Hispanik."

Kamala Harris berulang kali menggelengkan kepalanya dengan nada mengejek ketika Trump berbicara, sesekali menatapnya dengan tangan di dagunya, sementara Trump tampak menghindari pandangan ke arah calon dari partai Demokrat itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.