Sukses

Petani Afrika Selatan Dituduh Membunuh 2 Wanita dan Menjadikannya Makanan untuk Ternak Babi

Dalam kejadian ini, pemilik peternakan bernama Zachariah Johannes Olivier, pengawas ternak Andrian Rudolph de Wet, dan karyawan William Musora menghadapi tuduhan pembunuhan berencana.

Liputan6.com, Mankweng - Tiga pria di Afrika Selatan dituduh membunuh dua wanita dan diduga menjadikan jenazah kedua korban sebagai pakan ternak babi di peternakan mereka.

Pemberitaan ini lantas memicu kontroversi dan memicu kemarahan publik, dikutip dari laman Japan Today, Kamis (11/9/2024).

Para pria itu muncul di pengadilan pada Selasa (10/9) di provinsi utara Limpopo. Negara bagian itu ingin mereka tetap berada di balik jeruji besi sampai persidangan mereka selesai.

Pemilik peternakan Zachariah Johannes Olivier, pengawas Andrian Rudolph de Wet, dan karyawan William Musora menghadapi dua tuduhan pembunuhan berencana.

Satu tuduhan percobaan pembunuhan, dan kepemilikan senjata api tanpa izin. Musora, seorang warga negara Zimbabwe, juga menghadapi tuduhan lain karena berada di negara itu secara ilegal.

Kejadian bermula pada Agustus 2024. Pada saat itu, ada sebuah truk milik perusahaan susu membuang barang-barang yang berpotensi kedaluwarsa di peternakan milik Olivier.

Kedua korban bernama Locadia Ndlovu dan Maria Makgatho dilaporan masuk tanpa izin dan mencoba mengambil produk-produk kedaluwarsa tersebut.

Lantaran keduanya ketahuan masuk tanpa izin, mereka lantas ditembak dan tewas. Seorang pria yang bersama mereka saat itu terluka dan berupaya keluar lalu berteriak minta tolong.

Dia memberi tahu polisi atas kejadian itu. Dan polisi menemukan jenazah kedua wanita itu telah membusuk di kandang babi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dikecam Banyak Pihak

Beberapa partai politik di Afsel berunjuk rasa di luar Pengadilan Magistrat Mankweng, menuntut agar para pria itu ditolak jaminannya dan dijatuhi hukuman seberat-beratnya.

Komisi Hak Asasi Manusia Afrika Selatan mengimbau masyarakat untuk tidak main hakim sendiri sebagai aksi pembalasan.

Kejahatan kekerasan di pertanian Afrika Selatan telah menjadi perhatian selama bertahun-tahun, termasuk pembunuhan petani oleh penjahat dan penganiayaan petani.

Kasus ini akan dilanjutkan bulan depan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.