Liputan6.com, Tawau - Sebuah insiden yang melibatkan kapal terbang besutan Negeri Jiran terjadi hari ini 29 tahun yang lalu. Pesawat Malaysian Airline System (MAS) kecelakaan di Tawau, Malaysia, Jumat 15 September 2024, menewaskan 34 orang di dalamnya dan melukai sembilan orang di darat.
Kala itu, 16 orang selamat dari apa yang disebut sebagai bencana terburuk maskapai nasional Malaysia dalam hampir dua dekade.
Baca Juga
Mengutip laporan CNN, pesawat itu disebut tengah berusaha mendarat di bandara Tawau ketika melewati landasan pacu dan menimpa sejumlah rumah warga. Penerbangan Malaysia Airlines Flight 2133 dari ibu kota negara bagian Sabah, Kota Kinabalu, itu membawa 49 penumpang dan empat awak.
Advertisement
Menurut saksi mata dan staf darat MAS di Tawau, mereka mendengar ledakan besar dan melihat pesawat dilalap api setelah menabrak 20 rumah kayu liar yang dihuni warga Indonesia dan Filipina di dekat bandara.
Pramugari Kamarul Bahrin mengatakan semua hal tampak biasa saja hingga pendaratan. "Saya melakukan pemeriksaan rutin untuk memastikan penumpang mengenakan sabuk pengaman dengan aman sebelum saya kembali ke tempat duduk di dekat kokpit," katanya. "Saya merasakan roda pendaratan terlepas saat kami mendarat," seraya menambahkan bahwa ia merasakan sisi kiri pesawat menyentuh tanah sebelum mendengar ledakan.
Saat kecelakaan pesawat terjadi, jarak pandang di landasan pacu normal, meskipun ada beberapa kondisi mendung di area tersebut.
Seorang juru bicara MAS mengatakan kepada wartawan bahwa mesin Fokker 50 telah lolos pemeriksaan rutin dua hari sebelumnya.
Polisi Tawau mengatakan saat itu jenazah 34 penumpang langsung ditemukan, sementara dua orang dinyatakan hilang.
Sejumlah media melaporkan pesawat itu pecah menjadi dua bagian dan sayapnya patah karena benturan, menyebabkan bahan bakar bocor. Kebakaran terjadi karena pesawat itu bertabrakan dengan beberapa rumah di daerah tersebut. Saat api semakin membesar, penumpang dan awak pesawat mencoba mengevakuasi pesawat yang terbakar. Namun, ledakan besar tiba-tiba melanda seluruh pesawat, membakar penumpang dan awak yang tersisa di dalam pesawat.
Rumah-rumah di dekatnya terbakar, memungkinkan api menyebar ke hampir seluruh lingkungan. Warga di daerah tersebut segera melarikan diri untuk menyelamatkan diri.