Sukses

Jumlah Masjid di AS Makin Banyak, Termasuk Milik Komunitas Indonesia

Pembangunan rumah ibadah, termasuk masjid, memerlukan proses administrasi dan perizinan yang berbeda di setiap negara.

Liputan6.com, Washington - Jumlah masjid di Amerika Serikat (AS) menunjukkan tren peningkatan, saat ini mencapai 2.700 buah. Angka ini meningkat 31 persen sejak tahun 2010.

Hal ini berdasarkan survei oleh Institute for Social Policy and Understanding, organisasi nirlaba yang banyak melakukan penelitian mengenai pemeluk agama Islam di AS. 

Terlepas agama apa, membangun rumah ibadah termasuk masjid, memerlukan izin zonasi khusus dari pemerintah kota setempat, yang biasanya memiliki aturan yang berbeda di setiap negara bagian di Amerika Serikat. Izin zonasi adalah dokumen yang membolehkan adanya pembangunan gedung baru atau perubahan pada suatu bangunan yang sudah ada.

Mengutip VOA Indonesia, Senin (16/9/2024), organisasi Indonesian Muslim Association in America (IMAAM) yang berdiri sejak tahun 1993 mengelola masjid IMAAM Center yang berlokasi di Silver Spring, Maryland, tak jauh dari ibu kota Amerika Serikat, Washington, D.C.

Masjid yang diresmikan oleh mantan presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono ini beroperasi sejak tahun 2014 di sebuah bangunan yang dulunya sudah memiliki izin zonasi untuk rumah ibadah, namun lalu dijual.

“Jadi kami waktu mengakuisisi, membeli ini, dalam proses itu kami meng-hire badan hukum ya untuk melakukan studi ini. Nah, di studi itu mengatakan, hasilnya, di Amerika itu kalau kami mengatakan ini adalah sebagai rumah ibadah, mereka izinkan," jelas Arif Mustofa, presiden Indonesian Muslim Association in America kepada VOA belum lama ini.

"Entah itu ibadahnya mereka menyembah ke sapi, menyembahnya ke matahari, ke api, as long as itu dikatakan ibadah, itu diizinkan,” tambahnya.

Arif menambahkan bahwa pengalihan izin zonasi rumah ibadah di Amerika Serikat adalah hal yang umum, mengingat perlunya waktu untuk mengubah fungsi zonasi dari suatu bangunan.

2 dari 3 halaman

Rencana Bangun Masjid

Saat ini IMAAM tengah berencana untuk membangun masjid yang ke-2, yang akan dibangun dari awal, dengan konsep dan desain yang menonjolkan Indonesia.

"Ada kubah, lalu interior kaligrafinya," tambah Arif.

Sama halnya dengan IMAAM, organisasi Indonesian American Muslim Community (IAMC) di Sugar Land yang berlokasi sekitar 31 km dari kota Houston di Texas juga tengah membangun masjid secara bertahap.

Organisasi yang berdiri sejak tahun 2012 ini kini mengelola masjid sementara yang diberi nama Istiqlal, yang beroperasi sejak tahun 2015 lalu.

Bangunan sementara itu juga sebelumnya telah memiliki izin zonasi rumah ibadah yang lalu dialihkan menjadi masjid Istiqlal.

 

3 dari 3 halaman

Fasilitasi Banyak Kegiatan

Dengan masjid yang lebih besar yang tengah dibangun di komplek yang sama, IAMC bertujuan untuk memfasilitasi lebih banyak kegiatan.

"Kita sudah desain masjid, kurang lebih biayanya sekitar 3 juta dolar AS. Kalau kita mau bangun dari scratch. Tadinya rencana kita adalah mencari uang sampai terkumpul 3 juta dolar (Amerika Serikat), kemudian kita bangun dari nol sampai selesai begitu," ujar Eka Kristanto, Presiden Indonesian American Muslim Community, kepada VOA.

Karena masalah biaya, IAMC lalu mengubah strategi pembangunan masjid ini ke dalam tiga tahapan, dengan konsep yang sangat minimalis.

Kini, mereka sudah berhasil mengumpulkan biaya untuk melakukan pembangunan tahap pertama dan tengah menanti izin pembangunan dari pemerintah daerah setempat.

"Pokoknya kita bisa pakai, kemudian setelah kelihatan gedungnya, kita berharap fundraising akan bisa semakin lancar, sehingga kita bisa mengumpulkan uang untuk tahap kedua, yaitu melengkapi lantai kedua yang untuk sisters, dan kemudian tahap ketiga adalah finishing," tambah Eka.