Sukses

2024 Menjadi Tahun Mematikan Bagi Jurnalis di Pakistan

Korban terakhir adalah Nisar Lehri. Ia seorang jurnalis Pakistan berusia 50 tahun dan menjabat sebagai sekretaris klub pers lokal di provinsi Balochistan.

Liputan6.com, Islamabad - Pakistan melaporkan kasus pembunuhan terhadap 11 jurnalis pada 2024. Jumlah tersebut memecahkan rekor tahunan dengan sisa waktu hampir empat bulan pada tahun ini.

Negara di Asia Selatan itu terus menghadapi kritik terkait dugaan kurangnya keadilan atau impunitas atas pembunuhan terhadap jurnalis.

Dikutip dari laman VOA Indonesia, Selasa (17/9/2024) hal ini lantas menjadikannya sebagai salah satu negara paling berbahaya di dunia bagi praktisi media.

Korban terakhir adalah Nisar Lehri, jurnalis Pakistan berusia 50 tahun dan sekretaris klub pers lokal di provinsi Balochistan.

Penyerang tidak dikenal menembak dan membunuh Lehri pada tanggal 4 September 2024 di dekat rumahnya di Kota Mastung karena liputannya terkait unsur-unsur kriminal, menurut pengaduan yang diajukan ke polisi daerah tersebut.

Pembunuhan Lehri terjadi setelah kematian yang menimpa reporter Muhammad Bachal Ghunio pada tanggal 27 Agustus 2024.

Ia bekerja untuk saluran televisi lokal Awaz dan menjadi sasaran orang-orang bersenjata di distrik asalnya Ghotki di provinsi Sindh tenggara.

Keluarga Ghunio dan penyidik polisi yakin dia dibunuh karena liputannya. Polisi kemudian mengumumkan penangkapan seorang tersangka, dan penyitaan senjata yang diduga digunakan dalam serangan itu.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Termasuk Seorang YouTuber Jadi Korban

Freedom Network, lembaga nirlaba yang berbasis di Islamabad, yang mengadvokasikan kebebasan pers, melaporkan bahwa sebelum dua kematian itu, sembilan wartawan tewas di Pakistan tahun ini, termasuk seorang YouTuber.

"Keselamatan adalah perhatian utama setiap wartawan saat meliput, dan mengingat fakta bahwa 11 wartawan, termasuk seorang YouTuber, tewas tahun ini, sejauh ini, hal itu berdampak buruk pada media independen," kata Iqbal Khattak, direktur eksekutif jaringan nirlaba itu, kepada VOA.

Para pejabat Pakistan menyalahkan meningkatnya aktivitas teroris di negara itu terkait meningkatnya serangan terhadap jurnalis.

Namun, para kritikus membantah klaim tersebut. Mereka mencatat bahwa banyak dari kematian wartawan tahun ini terjadi di provinsi Sindh dan provinsi Punjab yang paling padat penduduknya di negara itu, yang relatif damai dibandingkan dengan provinsi Balochistan dan Khyber Pakhtunkhwa yang dilanda terorisme.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.